Siak Hulu (HR)-Koperasi yang baik dan profesional adalah Koperasi yang memiliki anggota, pengurus dan manajer. Karena itu, koperasi hendaknya dikelola secara profesional.
Demikian disampaikan Bupati Kampar, H Jefry Noer, ketika membuka acara sosialisasi Manajemen Koperasi Perpajakan, Perbankan dan RTMPE se-Kabupaten Kampar, Selasa (19/5). "Ini sangat perlu, karena masih banyak pengurus koperasi yang tidak tahu bagaimana cara mengelola dengan baik, koperasi yang baik adalah yang memiliki pengurus, anggota dan manajer dan melakukan SUT ungkap Jefry Noer.
Dikatakannya, pengurus punya tanggung jawab kepada anggota, manajer bertanggung jawab kepada pengurus. "Kalau koperasi yang tidak memiliki manajemen, maka bisa dikatakan koperasi itu tidak akan maju, koperasi yang sehat mempunyai kejelasan pembagian tugas dan pertanggungjawaban tugasnya," tegasnya.
Jefry Noer juga menghimbau agar Koperasi yang mati suri agar cepat ditutup dan koperasi yang berjalan dan sehat itu yang dibina. "Saya minta kepada koperasi jangan berusaha menonton saja, buka peluang seluas-luasnya, jangan bergerak disatu bidang saja, banyak peluang yang bisa dikelola koperasi," pungkas Jefry Noer.
Dalam arahannya, Jefry Noer juga memaparkan keuntungan dari RTMPE itu, di antaranya Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE). Kampar membangun pondok-pondok sederhana di atas lahan 1.000 dan 1.500 meter persegi. "Ini adalah lahan percontohan yang nantinya akan kita realisasikan pembangunannya di desa-desa sehingga masyarakat dengan mudah belajar dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa," kata Jefry.
Di atas lahan seribu meter persegi itu, setiap rumah tangga nanti bisa memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi brahmana. Namun, bila yang dipelihara adalah sapi bali, jumlahnya bisa enam ekor. Untuk lahan 1.500 meter persegi, jumlah sapi bisa lebih banyak.
Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan 100 ekor ayam petelur dengan hasil lebih dari 50 hingga 60 butir per hari. Ada pula kolam untuk ikan lele. Untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai bawang, jamur, dan cabai.
Sapi yang dipelihara tersebut juga akan menghasilkan lebih dari 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine yang harganya bisa mencapai Rp 25 ribu per liter. Biourine dapat digunakan sebagai pupuk berkualitas tinggi. Begitu juga, kotoran padat sapi-sapi tersebut bisa menghasilkan biogas sebagai alternatif bahan bakar.(adv/humas)