Riaumandiri.co - Pemerintah Provinsi Riau realisasikan investasi triwulan IV sebesar Rp 78,47 Triliun dengan jumlah proyek 12,611 dan menyerap tenaga kerja sebanyak 65,189, Rabu (20/3).
Gubernur Riau melalui PJ Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau Indra mengatakan, secara Nasional Realisasi Investasi Provinsi Riau selama Januari hingga Desember 2023 berada di peringkat 7,dengan nilai investasi Rp. 78,47 T, dimana untuk PMDN peringkat ke - 5 dengan nilai investasi 48,2 T dan PMA peringkat ke - 7 dengan nilai Investasi 2.042,26 (US$.Juta) Rp. 30,22 T.
"Jumlah investasi selama tahun 2023 menurun -4,89 % dibanding tahun 2022 (Rp. 82,50 T)," ujarnya.
Target Realisasi Investasi 2023 yang diberikan oleh BKPM RI kepada Pemerintah Provinsi Riau sebesar 90 T ( 6,43 persen porsi terhadap nasional) dan pada triwulan IV (Oktober –Desember) Provinsi Riau telah mencapai Rp. 12,38 T (55,03 persen) untuk target per triwulan sedangkan (Januari – Desember) telah mencapai Rp. 78,47 T (87,19 persen) terhadap target tahunan yang telah ditetapkan.
"Secara Nasional Realisasi Investasi Triwulan IV (Oktober – Desember 2023), Provinsi Riau berada di peringkat 1, dengan nilai investasi 12,38 T, dimana untuk PMDN peringkat ke - 6 dengan nilai investasi 10,74 T dan PMA peringkat ke - 17 dengan nilai Investasi 110.8 (US$. Ribu) / 1,64 T," ucap Indra.
Selain perkembangan investasi yang menurun, perkembangan ekonomi Riau terjadi Inflasi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau, transportasi, dan lainnya.
"Komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan inflasi pada November 2023 antara lain cabai merah, beras, rokok kretek filter, mobil, emas perhiasan, sewa rumah, cabai rawit, angkutan udara, kontrak rumah, kentang, minyak goreng, dan bawang putih," ujarnya.
Sementara itu, pemerintah Provinsi Riau memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 mendatang 3,83 hingga 4,23 persen dengan faktor pendorong perkirakan daya beli masyarakat akan meningkat sehingga berdampak pada meningkatnya konsumsi masyarakat.
Perkiraan investasi terus tumbuh dengan adanya pengembangan Kawasan Industri dan pembangunan infrastruktur jalan tol, pengembangan hilirisasi bioindustri pada Kawasan strategis industri Medan-Dumai-Pekanbaru Lanjutan pembangunan Tol Trans Sumatera Kisaran-Dumai,Pekanbaru-Padang dan Pekanbaru-Jambi.
"Selain itu juga didorong dengan pengembangan dan peningkatan kinerja layanan pelabuhan Dumai, beroperasinya blok Rokan oleh Pertamina Hulu Rokan serta pengembangan kilang Pertamina (RDMP) Dumai untuk meningkatkan produksi minyak," paparnya.
Dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang telat ditetapkan terdapat beberapa hambatan seperti belum optimalnya hilirisasi komoditas unggulan daerah seperti sektor perkebunan sehingga nilai tambahnya bagi pendapatan masyarakat belum optimal.
Selai itu Harga komoditi kelapa sawit sangat bergantungkepada harga dunia, pemenuhan kebutuhan infrastruktur yang masih belum memadai serta masih rendahnya keterampilan tenaga kerja.
"Hambatan lain yakni harga Komoditas dipengaruhi oleh pasar global diantaranya komuditas bidang pertanian, perkebunan dan pertambangan, pertumbuhan sektor riil banyak dipengaruhi oleh aktivitas perkebunan besar, hingga dampak perang Rusia-Ukraina dan perang Israel Palestina yang masih berkelanjutan juga menjadi hambatan," pungkasnya.