RIAUMANDIRI.CO - Anggota Komisi IX DPR RI Itet Tridjajati Sumarijanto mengungkapkan keprihatinan dan menyoroti maraknya pemanfaatan tenaga kerja anak (child labour) di Kabupaten Pulau Bintan, Kepulauan Riau.
"Anak usia 15 tahun sudah banyak dipekerjakan di berbagai bidang. Padahal di usia 15 tahun itu kalau dilihat masih SMP," ujar Itet Tridjajati Sumarijanto usai mengikuti Rapat Kunjungan Kerja Masa Reses Komisi IX DPR RI di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (28/02/2024).
Itet menegaskan bahwa pada usia tersebut, seharusnya anak-anak masih berada di bangku sekolah dan membutuhkan bimbingan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini dilihat dari kurangnya keterbukaan dalam penyediaan data terkait jenis pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak usia tersebut.
"Jadi (Pemda Bintan) tidak menjelaskan, 15 tahun itu kerja apa. Apa dia tukang sapu, apa dia tukang lap-lap saja, atau di restoran cuci piring," tegasnya.
Legislator Dapil Lampung itu menilai bahwa Pulau Bintan yang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa seharusnya mampu memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dia menyebut pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan kreativitas bagi anak-anak di daerah tersebut.
"Itu potensi untuk kita bersaing, apalagi mereka itu bersaing dalam kepariwisataan. Mereka mengunggulkan itu, sebagai sumber daya alam. jadi sumber dayanya (resource). Itu bisa ditingkatkan dengan Sumber Daya Manusia (SDM)-(SDM) itu," ujarnya.
Politisi Partai PDI-Perjuangan mengungkapkan kekecewaannya terhadap minimnya partisipasi dalam bidang pendidikan di Pulau Bintan. Rendahnya minat masyarakat untuk mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah karena alasan jarak dan kurangnya keterampilan berpikir inovatif.
"Saya kira sumber daya manusia (SDM) kita harus ditingkatkan. Apalagi 60 persen dari mereka adalah SMP," ucapnya. (*)