Riaumandiri.co - Pemerintah Swedia telah mengumumkan akan menyumbangkan bantuan militer senilai 7,1 miliar krona atau setara Rp 10,6 triliun untuk Ukraina. Selain uang tunai untuk pengadaaan senjata, bantuan turut berbentuk pengiriman peralatan militer.
“Kami akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan,” kata Menteri Pertahanan Swedia Pal Johnson dalam konferensi pers, Selasa (20/2). Bantuan terbaru Swedia merupakan bantuan ke-15 yang diberikan untuk Ukraina.
Itu pun menjadi bantuan terbesar yang pernah diberikan kepada Kiev. Dalam paket bantuan terbaru, Stockholm akan turut mengirimkan amunisi artileri dan artileri, kapal serbu maritim, dan peralatan lainnya.
Pekan lalu, Pemerintah Denmark mengumumkan akan menyumbangkan seluruh artileri miliknya kepada Ukraina. Kopenhagen pun menyerukan Eropa agar bersatu dalam mendukung perlawanan Kiev terhadap Rusia.
“Mereka meminta amunisi dan artileri kepada kita sekarang. Dari pihak Denmark, kami memutuskan untuk menyumbangkan seluruh artileri kami,” kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen saat berbicara di Munich Security Conference di Jerman, Ahad (18/2).
Frederiksen mengkritik para pemimpin Eropa yang menurutnya cenderung menyebut masalah produksi senjata sebagai alasan untuk tidak memasok persenjataan ke Ukraina. “Ini bukan hanya pertanyaan tentang produksi karena kita punya senjata, kita punya amunisi, kita punya pertahanan udara yang tidak perlu kita gunakan sendiri saat kita harus mengirimkannya ke Ukraina,” ucapnya.
Dia juga meminta negara-negara Eropa untuk tidak menunggu Amerika Serikat (AS) menyetujui pembiayaan pasokan ke Angkatan Bersenjata Ukraina. "Tidak peduli apa yang Amerika lakukan. Kita orang Eropa harus membela diri. Ini adalah perang di benua Eropa," ujar Frederiksen.
Denmark adalah salah satu pemasok utama senjata bagi Angkatan Bersenjata Ukraina. Denmark berjanji mengirimkan 19 jet tempur F-16 untuk Kiev akhir tahun ini. Kopenhagen pun siap membantu proses pelatihan pilot-pilot Ukraina agar menerbangkan pesawat tersebut.
Sementara itu sebelumnya sebuah koalisi sekutu Barat yang dipimpin Latvia berencana mengirimkan satu juta pesawat nirawak (drone) dalam waktu setahun. Inggris, Jerman, dan Belanda termasuk dalam koalisi tersebut. “Tugas utama saat ini adalah memasok Ukraina dengan teknologi yang sangat diperlukan ini, juga untuk menyeimbangkan, terutama dalam konteks ketika masih ada kekurangan amunisi,” kata Menteri Pertahanan Latvia Andris Spruds dalam sebuah wawancara di Brussels, Belgia, Kamis (15/2), dilaporkan Bloomberg.
Rencana mengirimkan satu juta drone muncul ketika Uni Eropa menunda janjinya untuk mengirimkan satu juta peluru artileri untuk Ukraina. Janji yang seharusnya terealisasi pada Maret mendatang itu ditunda hingga beberapa bulan.
Sementara itu di AS, Kongres belum mencapai kesepakatan dan meloloskan paket bantuan untuk Kiev. Rusia telah berulang kali mengkritik Barat karena memasok senjata ke Ukraina. Moskow menilai, hal tersebut hanya akan memperpanjang konflik. Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung selama dua tahun terhitung sejak Februari 2022.