Riaumandiri.co - Perwakilan Bank Indonesia Riau menegaskan perekembang ekonomi Riau tetap berdaya tahan dan tumbuh solid sebesar 4,02 persen secara YoY pada triwulan lV 2023 yang dinilai relatif stabil dibanding triwulan sebelumnya yakni 4,01 persen, Senin, (18/2).
Kepala perwakilan BI Provinsi Riau, Panji Achmad, memperkirakan peningkat ekonomi Riau pada kisaran 4,0 hingga 4,8 persen untuk tahun 2024 yang didukung oleh penyelesaian Proyek Starategis Nasional (PNS).
"Diantara pendukung peningkatan ekonomi Riau yakni melalui proyeksi PNS diantaranya jalan Tol Rengat-Pekanbaru seksi junction Pekanbaru," ujarnya.
Sementara itu, upaya untuk meningkatkan kinerja ekpor diperkirakan masih belum sepenuhnya pulih, respon bauran kebijakan BI akan terus diperkuat melalui sinergi dengan kebijakan ekonomi nasional hingga dapat mendorong ekonomi yang keberlangsungan.
Memasuki tahun 2024 empat kota IHK di Provinsi Riau tercatat mengalami inflasi sebesar 0,11 persen (mtm), dengan perekambangan tersebut inflasi Riau pada Januari 2024 menjadi sebesar 2,35 persen (yoy). Kedepannya diperkirakan inflasi Riau dikirakan terkendali dalam kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 2,59 persen.
Panji menambahkan bahwa sinergi antara BI dan Pemda dalam pengendalian inflasi, seperti yang terwujud dalam TPID, menjadi kunci atas keberhasilannya. Strategi pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga sepanjang tahun 2024.
"Upaya menjaga inflasi Riau sejalan dengan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih inklusif. Penguatan strategi stabilisasi harga dan peningkatan nilai tambah manufaktur, melalui optimalisasi sumber daya alam, menjadi langkah penting," jelasnya.
Penguatan pengendalian inflasi mengacu pada program keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif, selain itu, sinergi pengendalian inflasi pangan melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi (GNPIP) diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan dan menjaga stabilisasi harga pangan sepanjang tahun 2024.
GNPIP, yang telah diluncurkan sejak beberapa tahun lalu, memiliki fokus utama pada mengendalikan laju inflasi dengan strategi yang terintegrasi, termasuk peningkatan produksi pangan, distribusi yang efisien, dan pengelolaan pasar yang baik.
Program ini berupaya untuk mengurangi fluktuasi harga pangan yang sering terjadi di Indonesia, yang dapat berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
Salah satu langkah utama dalam GNPIP adalah meningkatkan produksi pangan dalam negeri melalui program pengembangan pertanian, peningkatan produktivitas, dan pemberdayaan petani.
Pemerintah berkomitmen untuk memberikan dukungan yang lebih besar kepada petani dengan menyediakan bantuan teknis, subsidi pupuk, dan akses yang lebih baik ke pasar.
"Upaya menjaga inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi menjadi kunci dalam mendorong perekonomian Riau yang lebih inklusif," pungkasnya.