Riaumandiri.co – Curah hujan yang tinggi diawal tahun 2024 ini membuat sebagian daerah di Kabupaten Kampar khususnya disepanjang aliran sungai Kampar dilanda banjir, seperti yang menimpa warga Desa Sendayan, Kecamatan Kampar Utara.
Sebanyak 300 rumah warga Desa Sendayan tergenang air selama tiga hari semenjak penambahan tinggi bukaan pintu pelimpah Waduk PLTA Kota Panjang, Sabtu (27/1), dihari tersebut Pengelola PLTA Koto Panjang melakukan 2 kali penambahan tinggi bukaan pintu yakni pukul 10.00 Wib dengan penambahan 40 cm, dan pukul 13.00 Wib setinggi 30 cm (total 140 cm).
Kepala Desa Sendayan Marlis menjelaskan, ketinggian air yang merendam pemukiman warganya bervariasi, dari 40 cm sampai 50 cm, bahkan di luar rumah genangan air mencapai satu meter.
‘’Yang lumpuh total dua dusun, dusun satu dan dusun tiga. Banjir melanda Desa Sendayan ini sudah tiga hari semenjak dibuka pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang setinggi 1,4 meter ini. Ditambah lagi curah hujan yang cukup tinggi,’’ jelas Marlis, Senin (29/1) sore.
Marlis menambahkan, saat ini banjir di Desa Sendayan belum surut. Warga yang terdampak banjir masih bertahan di rumah masing-masing.
‘’Untuk fasilitas sekolah ada yang lumpuh total yakni Pondok Pesantren Al Fatah di Dusun III dan PDTA Dusun II Kapur dan SDN 009 Sendayan,’’ jelas Marlis.
Marlis berharap kepada Pemkab Kampar untuk menyalurkan bantuan bagi warga Desa Sendayan yang terdampak banjir. Soalnya warga tidak lagi bisa bekerja mencari nafkah baik ke kebun karet maupun ke kebun sawit.
"Kita berharap adanya bantuan sembako dar Pemerintah Daerah untuk warga yang terdampak banjir, mengingat selama banjir berlangsung mereka tidak bisa bekerja dan beraktifitas seperti biasa," sebut Marlis.
Sementara itu, Selasa (30/1) pagi, Unit Layanan PLTA Koto Panjang menurunkan tinggi 5 bukaan pintu menjadi 100 cm pukul 11.00 Wib, keputusan ini diambil karena menurutnya elevasi air di waduk PLTA Koto Panjang diangka 83,62 MDPL.