RIAUMANDIRI.CO - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai ide Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang ingin mengganti BBM jenis Solar dan Pertalite dengan bahan bakar setara Euro 4 dan Euro 5, mengada-ada dan bias kepentingan.
Mulyanto menilai ide tersebut membuktikan bahwa kebijakan Pemerintah lebih didikte oleh tekanan luar negeri, ketimbang membela kepentingan kesejahteraan dan daya bel rakyat. Bahkan terkesan ada kepentingan bisnis di balik usul yang disampaikan.
"Sebaiknya menjelang berakhir pemerintahannya, rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengambil kebijakan strategis yang merugikan rakyat banyak," kata Mulyanto dalam keterangan tertulisnya kepada media ini, Rabu (24/1/2024).
Karena, kebijakan penghapusan Solar dan Pertalite, yang jelas-jelas merupakan dua jenis BBM yang disubsidi negara itu, secara langsung akan memukul daya beli rakyat.
"Meski Pemerintah belum menyebut BBM pengganti serta harganya, namun patut diduga, BBM pengganti nya adalah BBM yang beroktan lebih tinggi, dan tentu harganya lebih mahal," jelas Mulyanto.
Mulyanto menambahkan, bagi masyarakat penghapusan Pertalite dan Solar, lalu menggantinya dengan BBM yang berharga lebih mahal identik dengan kenaikan harga BBM.
“Dengan kebijakan ini, yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah kenaikan harga BBM. Ini tentu akan memberatkan dan memukul daya beli mereka”, pungkasnya.
Argumen yang diajukan Pemerintah dinilainya juga tidak terlalu kuat, dibanding tugas negara untuk menyejahterakan rakyatnya. Karenanya akan lebih baik, serahkan saja kebijakan ini kepada Presiden yang akan datang," tambah Mulyanto. (*)