SEOUL (HR)-Saat Ban Ki-moon terpilih menjadi Sekretaris Jenderal (sekjen) PBB 2006, banyak pihak berpandangan skpetis terhadap kepemimpinan orang Korea pertama ini untuk memimpin organisasi internasional itu.'Ban Ki-moon: The Working Secretary General', buku yang ditulis Nam Jeong-ho, mantan koresponden PBB yang menghabiskan empat tahun di dekat sang sekjen, menyuguhkan filosofi yang diusung Ban dan bagaiman itu memengaruhi kepemimpinannya.
"Tinggal di New York dan Seoul, saya menyadari bagi Ban, orang Korea sangatlah dingin. Orang-orang hanya tahu ia hebat tanpa tahu apa yang sudah dicapainya di PBB," ungkap Nam seperti dilansir Korea Times, Jumat (15/5).
Dalam bukunya, Nam menguraikan bagaimana Ban bertahan menjadi pemimpin dengan kepercayaan diri ditengah ketidakpercayaan dan kritik di awal masa ia berkantor di markas PBB.
Nam juga memvalidasi diplomasi diam yang dijalankan Ban, laiknya kebanyakan orang Asia serta keberhasilannya mengatasi konflik dua suku Dinka dan Nuer di Sudan Selatan.
Diakui Nam, ia butuh waktu dua tahun untuk menulis buku ini sejak ia memulainya pada 2011. Materi tulisannya sendiri ia kumpulkan setelah ia selesai menjalankan tugasnya dari New York pada 2009. Buku dengan sembilan bab ini tidak hanya bicara prestasi, tapi juga kisah di balik terpilihnya Ban sebagai Sekjen PBB untuk dua periode.
"Saya hanya berpikir adalah kewajiban saya untuk menulis tentang Ban, mengingat saya yang paling dekat dengannya di antara reporter PBB lainnya," kata Nam.
Buku ini rencananya baru akan diterbitkan setelah Ban selesai menjalankan tugas sebagai Sekjen PBB. Ditanya mengenai apakah Ban sudah mengetahui tentang buku ini, Nam hanya mengatakan ia mendapat informasi kalau Ban senang dengan buku ini.(rol/yuk)