PEKANBARU (HR)-Duka tengah merundung keluarga besar Pondok Pesantren Al Ihsan Boarding School di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Hal itu setelah si jago merah mengamuk dan menghanguskan dua asrama santri berjumlah 12 kamar. Musibah itu terjadi Selasa (12/5) dini hari sekitar pukukl 00.05 WIB.
Namun yang lebih menyayat hati, musibah itu juga ikut menimbulkan korban jiwa. Nyawa dua santri yang tengah menuntut ilmu di lembaga pendidikan Islam itu, tidak bisa diselamatkan.
Keduanya adalah Arsadi Rabbani (16) dan Musa Ali Mulhab (16). Kedua santri itu menghembuskan nafas terakhir di tengah amukan si jago merah. Diduga, keduanya tengah tertidur lelap saat api menghanguskan bangunan asrama semi permanen yang mereka huni.
Sejauh ini, penyebab pasti terjadinya kebakaran masih diselidiki. Dugaan sementara, api muncul akibat adanya arus pendek listrik.
Sementara itu, setelah menjalani visum di RS Bhayangkara Pekanbaru, jenazah kedua santri malang tersebut disalatkan di Kompleks Pondok Pesantren Al Ihsan sebelum akhirnya dibawa pulang ke daerah asal mereka.
Terkait musibah itu, Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono melalui Kapolsek Siak Hulu Kompol Hermawi menerangkan, mayat kedua santri itu ditemukan dalam konsisi hangus akibat terbakar. Keduanya ditemukan di dua tempat berbeda.
"Satu korban jasadnya ditemukan di bawah tangga dan satu jasad lagi di gudang pesantren. Penyebab kebakaran masih kita selidiki, dugaan sementara hubungan pendek arus listrik. Nanti ada tim forensik dari Medan yang akan melakukan penyelidikan," tambahnya.
Berdasarkan keterangan saksi di lokasi kejadian, api diduga berasal dari ruang tengah (Madinah) yang dalam keadaan kosong. Api baru dapat dipadamkan petugas Damkar dari Pemerintah Kota Pekanbaru yang tiba dilokasi kejadian pada pukul 00.24 WIB.
Disalatkan
Sementara itu, usai menjalani visum di RS Bhayangkara Polda Riau, Selasa siang kemarin, jenazah kedua santri malang korban kebakaran tersebut langsung dibawa kembali ke Ponpes Al Ihsan untuk dimandikan, dikafani dan kemudian disalatkan. Selanjutnya, keduanya dikebumikan di kediamannya masing-masing.
"Keluarga korban sudah menerima dengan ikhlas atas musibah ini. Kita dari pihak ponpes juga tetap bertanggung jawab. Nantinya kita juga akan berikan santunan kepada keluarga korban yang bersangkutan," ujar kuasa hukum Ponpes Al Ihsan, Armilis.
Ditambahkannya, keluarga korban menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah korban. Sehingga hanya dilakukan visum di bagian luar jenazah korban.
Dari pantauan di RS Bhayangkara Polda Riau, kedua jenazah santri tersebut dibawa dengan menggunakan dua unit ambulans. Isak tangis dari keluarga dan handai taulan langsung pecah ketika ambulans diberangkatkan menuju pondok. Para orangtua tampak tak kuasa menahan sedih ketika mendampingi peti mati anak mereka. (nom, oni)