Riaumandiri.co - Komisi urusan luar negeri parlemen Turki menunda pemungutan suara mengenai pengajuan Swedia menjadi anggota Organisasi Pertahanan Atlantik utara (NATO). Langkah ini menunda perluasan aliansi Barat setelah 18 bulan menunggu Ankara yang Stockholm menuntut konsesi terkait terorisme.
Ketua urusan luar negeri parlemen Turki Fuat Oktay mengatakan akan mengadakan pembicaraan lebih lanjut dan mungkin akan membawa RUU tersebut kembali ke dalam agendanya pekan depan. Tetapi ia tidak menetapkan jadwal yang jelas.
"Agar semua anggota parlemen kami menyetujui keanggotaan Swedia di NATO, mereka harus diyakinkan sepenuhnya. Kami akan mendiskusikan semua ini dalam rapat komisi (berikutnya)," kata Oktay setelah perdebatan selama berjam-jam, Kamis (16/11).
Komisi ini dapat meloloskan rancangan undang-undang dengan suara mayoritas. Oktay mengatakan komisi dapat mengundang duta besar Swedia untuk memberikan penjelasan kepada para anggota parlemen jika diperlukan dan jika peraturan parlemen mengizinkannya.
Swedia dan Finlandia mengajukan keanggotaan NATO pada bulan Mei tahun lalu dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina. Saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu mengajukan keberatan atas kedua permintaan tersebut.
Ia mengatakan negara-negara Nordik melindung kelompok yang Turki anggap teroris dan mengembargo perdagangan pertahanan Turki. Turki mendukung tawaran Finlandia pada bulan April tetapi membuat Swedia menunggu.
Sementara anggota NATO Hungaria juga belum meratifikasi keanggotaan Swedia. Turki dipandang sebagai penghalang utama untuk menambahkan Swedia ke dalam aliansi militer dan memperkuat pertahanannya di wilayah Laut Baltik.