-
ANKARA (HR)- Kelompok militan Kurdi mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom yang terjadi di depan gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Turki pada Ahad (1/10). Insiden itu menyebabkan dua petugas polisi terluka. Sementara dua pelaku penyerangan tewas.
Situs web ANF News mengungkapkan, serangan bom yang menargetkan gedung Kemendagri Turki dilakukan oleh kelompok bernama “Immortals Battalion”. Situs ANF diketahui memiliki kedekatan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang sudah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Turki. Selain Turki, PKK juga dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Dalam laporannya ANF News menyebut, serangan bom ke Kemendagri Turki merupakan serangan bunuh diri. Aksi itu direncanakan dan sengaja dilancarkan bertepatan dengan pembukaan parlemen. “(Serangan bom dilakukan) tim kami yang terkait dengan Immortals Battalion,” katanya, dilaporkan laman Al Arabiya.
Pada Ahad lalu, dua pelaku melancarkan serangan bom yang menargetkan Kemendagri Turki. Rekaman kamera pengawas menunjukkan bahwa sebelum bom meledak, sebuah mobil berhenti di depan gerbang utama Kemendagri Turki.
Salah satu penumpang di mobil tersebut kemudian turun dan berjalan dengan cepat ke arah gedung Kemendagri Turki. Pada momen itu bom meledak dan menyebabkan dua petugas terluka. Aparat keamanan Turki berhasil membunuh seorang pelaku lainnya.
Seorang pejabat senior Turki mengungkapkan, sebelum aksi pengeboman berlangsung, kedua pelaku terlebih dulu membajak mobil yang dikendarainya. Pengemudi mobil dibunuh oleh kedua pelaku di Kayseri. Menurut otoritas Turki, serangan bom yang menargetkan gedung Kemedagri merupakan aksi teror pertama di Ankara sejak 2016.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya pada pembukaan parlemen sesaat setelah insiden tersebut mengungkapkan, serangan bom yang menargetkan gedung kemendagri negaranya merupakan upaya terbaru untuk meneror Turki. “Mereka yang mengancam perdamaian dan keamanan warga negara belum mencapai tujuannya dan tidak akan pernah mencapai tujuannya,” ujar Erdogan.
Kejaksaan Turki telah meluncurkan penyelidikan terkait serangan teror pada Ahad lalu. Terkait PKK, ia adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan aksi pemberontakan di Turki tenggara sejak dekade 1980-an. Pada 1984, konflik akibat pemberontakan PKK menewaskan lebih dari 40 ribu orang.
Hingga kini, Turki masih terus berupaya menumpas para anggota PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) yang sama-sama telah dinyatakan sebagai organisasi teroris. Sejak 2016, Turki telah meluncurkan beberapa operasi militer ke Suriah. Salah satu tujuannya adalah menghabisi simpatisan dan anggota kedua kelompok tersebut. (rep/mal)