RIAUMANDIRI.CO - Ingin trendi dan gaya dengan pakaian muslim yang tetap sopan dan tertutup? Tentu ada tips dan triknya. Itulah materi yang dipelajari oleh anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Riau, belum lama ini.
Tidak hanya sekedar sebagai pengguna pakaian muslim, anggota API yang terdiri dari para penjahit hingga perancang busana tersebut belajar padu padan pakaian agar mampu mempresentasikan pakaian yang ingin mereka jual agar laku keras di pasaran.
Pada Kelas Berbagi #6 yang ditaja oleh API Badan Pengurus Daerah Riau tersebut, Yuliana Fitri (Uli), perancang busana modest jebolan Esmod didatangkan untuk memberikan materi pelatihan dengan judul “Fashion Styling in Sustainable Way".
Tiga puluh peserta pelatihan tampak fokus memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh pemilik merek fesyen Aruna Creative tersebut.
Dalam kegiatan yang diadakan di salah satu hotel di Pekanbaru ini, Uli tak segan membuka rahasia suksesnya memperkenalkan wastra berbahan denim viscose yang dibeli dari distributor Asia Pacific Rayon, dan dipadu padankan dengan motif cap batik seperti bunga tanjung. Ia mengaku karyanya telah masuk ke pasar mancanegara bahkan hingga ke Amerika.
“Busana modest fashion itu yang terpenting wearable, dan saleable. Artinya kreatifitas pelaku bisnis fesyen harus memperhatikan bagaimana karyanya layak dipakai baik pakaian pria dan wanita, dan menjadi tren hingga laku di pasar,” Uli menjelaskan dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (2/9/2023).
Menurutnya, kreasi pada pakaian muslim dapat menggunakan metode tumpuk, penambahan aksesoris, dan menggunakan bahan alami yang memiliki karakter lebih dingin untuk daerah tropis seperti Indonesia.
“Merek saya memiliki keunikan bahan yang ramah lingkungan yang sudah pasti adem, sehingga memiliki daya jual yang lebih kompetitif, saya juga mengombinasikan wastra tradisional dengan kain denim yang universal,” Uli memotivasi para pebisnis fesyen di Riau untuk berani bereksperimen agar wastra Riau bisa lebih dikenal mancanegara.
Basrie Kamba, Ketua Umum API Riau turut hadir memberikan sambutan pembuka pada kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Basrie menegaskan bahwa API Riau serius dalam membawa bisnis-bisnis fesyen khas Riau ke tingkat nasional maupun global.
Ia menerangkan bahwa dalam waktu dekat, enam pasang anggota API Riau yang terdiri dari pengrajin – perancang busana, akan berangkat ke Jakarta untuk menampilkan mahakarya mereka di ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024.
Salah satu anggota API Riau yang akan menampilkan karyanya di runway JMFW 2024 adalah Sasrawati. Pemilik merek fesyen Isas Busana di Tangkerang Utara itu mengaku tak percaya dirinya dapat membawa rancangannya ke salah satu panggung fesyen muslim terbesar di Asia tersebut.
“Deg-degan, masih tidak percaya, batin saya gitu,” ungkap wanita yang akrab dipanggil Isas itu.
“Beruntung saya mengikuti kelas materi fashion styling oleh Mba Uli. Karena materinya memberikan rasa percaya diri untuk bisa membawa rancangan saya ke fashion show,” tambahnya.
Pada kegiatan fashion show yang akan berlangsung pada bulan Oktober mendatang, Isas akan menggandengkan karyanya dengan Batik Kloso asal Bandar Sei Kijang, kabupaten Pelalawan. Kloso memiliki ciri khas motif ikan arwana. Ikan yang banyak ditemukan di perairan sungai di Riau ini melambangkan keanggunan, keindahan dan kemewahan.
“Tapi saya sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh API Riau. Bismillah saja… semoga saya bisa memberikan yang terbaik, khususnya dalam membawa nama baik API Riau,” tutupnya.(nan)