BANGKINANG (HR)- Kabar adanya penggalian kuburan, Sahir yang telah meninggal dunia 3 bulan lalu di Dusun Sayak, Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampar Timur gagal, Jumat (8/5). Akan tetapi, ribuan warga berdatangan dari berbagai daerah memadati jalan menuju lokasi pemakaman itu.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, kabar akan adanya penggalian kuburan Sahir itu begitu cepat beredar di tengah masyarakat, apalagi istrinya Ani Fitria (30) sedang mengandung anak keduanya yang telah berusia 4 bulan.
Salah seorang warga, Efi(30) menyebutkan penggalian kuburan itu tak jadi dilaksanakan, karena dilarang masyarakat, tokoh agama, aparat desa, aparat Kecamatan Kampar Timur hingga pihak Kepolisian, karena merupakan pekerjaan sirik. "Tak mungkinlah orang yang sudah meninggal dan dikuburkan bisa hidup kembali," ujarnya.
Dikatakannya, memang banyak warga dari berbagai daerah berdatangan guna menyaksikan penggalian kuburan yang bertepatan dengan tanggal kelahiran mayat itu, yakni 8 Mei, namun niat menggalinya tak bisa terlaksana setelah dilarang masyarakat.
”Memang rencananya, kuburan itu akan digali pada pukul 10.00 WIB Jumat ini tapi tak jadi," katanya.
Berita yang menghebohkan itu sempat menjadi berita menarik di dunia maya, sehingga salah seorang wartawan asal Malaysia ikut datang guna mendapatkan informasi, karena kabar itu juga beredar cepat di Malaysia.
"Wartawan Malaysia datang ke sana dan dia kecewa karena tak ada apa-apa ditemukannya dan ia harus kembali lagi," ujar Oren Gompo yang menemani wartawan asal Malaysia itu.
Ia berharap agar ke depan, jika isunya tak jelas hendaknya tidak disampaikan, sehingga tidak ada orang yang merasa dibohongi. "Dia datang dari Malaysia karena ingin mendapatkan informasi itu," tambahnya.
Cerita akan bangkit kembali almarhum Sahir berkembang dari mulut ke mulut hingga ke beberapa wilayah di Kampar dan hampir setiap hari kubur Sahir ramai dikunjungi warga dari beberapa kecamatan di daerah itu.
Entah benar apa tidak, yang jelas kuburan Sahir yang terlihat biasa-biasa saja dibawah pepohonan karet, tidak ada batu nisan, telah mencuri perhatian. “Mereka datang hanya mau lihat-lihat saja, katanya penasaran. Kadang saya geli juga, mereka mengaku dapat cerita begini begitu, kami di sini biasa saja,”kata warga sana. (dom)