Riaumandiri.co - Siswa sekolah dasar Palestina telah memulai hari pertama tahun ajaran baru. Namun mereka terpaksa belajar di lapangan terbuka, karena bangunan sekolah mereka dihancurkan oleh pasukan Israel pada Mei lalu.
Sekolah yang dihancurkan itu terletak di Desa Jibb Al-Deeb di pinggiran Kota Bethlehem. Sekolah tersebut menampung 45 siswa. Pada tahun ajaran baru ini, para siswa terpaksa belajar di ruang terbuka. Mereka mengawali tahun ajaran baru dengan menyanyikan lagu kebangsaan Palestina.
Sekolah itu adalah salah satu dari 17 sekolah Palestina yang sebagian besar telah dihancurkan atau berada di bawah ancaman pembongkaran. Sebanyak 17 sekolah itu dibangun oleh Otoritas Palestina dengan dana dari Uni Eropa.
Situasi para siswa dan staf pengajar sangat sulit, dan proses pendidikan tidak dapat dilanjutkan dalam kondisi seperti itu," ujar seorang kepala sekolah, Shireen Abu Taha, dilaporkan Middle East Monitor, Senin (21/8)
Abu Taha mengatakan, sekolahnya belum dibangun kembali. Dia mengatakan, siswanya mungkin dipindahkan ke Sekolah Hitteen. Namun Sekolah Hitteen juga sudah penuh sesak.
Pada Mei, pasukan pendudukan Israel menghancurkan sekolah Palestina dengan alasan masalah keamanan. Langkah ini menuai kritik tajam dari Uni Eropa yang telah mendanai pembangunannya. Uni Eropa mengaku terkejut setelah pasukan Israel tiba pada waktu subuh di sekolah yang melayani 45 siswa dan terdiri dari lima ruang kelas.
Sekolah tersebut dihancurkan untuk pertama kalinya pada 2017. Pada Januari tahun ini, sekelompok ahli PBB telah menyerukan tindakan untuk menghentikan penghancuran struktur Palestina yang sistematis dan disengaja oleh Israel.