Riaumandiri.co - Pemerintah Jerman, melalui KfW Development Bank, telah menandatangani tiga perjanjian guna mendukung Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Nilai ketiga perjanjian tersebut mencapai 28 juta euro atau setara Rp 464 miliar.
“Pemerintah Jerman akan terus mendukung pengungsi Palestina di seluruh wilayah. Perjanjian baru ini akan memberikan kontribusi besar untuk meningkatkan kondisi kehidupan di kamp pengungsi Palestina,” kata Kepala Kantor Perwakilan Republik Federal Jerman di Ramallah Oliver Owcza, dikutip laman kantor berita Palestina, Kamis (3/8/2023).
Selain memodernisasi sistem penyediaan layanannya, Owcza mengungkapkan, bantuan negaranya akan membuat layanan UNRWA lebih efisien dan mudah diakses oleh pengungsi Palestina. Dari total 28 juta euro yang dijanjikan untuk UNRWA, sebanyak 16 juta di antaranya akan mendukung kelanjutan dari Regional Program for the Improvement of the Living Conditions of Palestine Refugees in Camps (REPAC).
Sementara 12 juta euro sisanya akan digunakan untuk membiayai fase kedua dari program Digital Transformation in Health and Education. Proyek inovatif ini berfokus pada digitalisasi elemen kunci dari layanan kesehatan serta pendidikan UNRWA di Yordania, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon.
“Saya sangat berterima kasih kepada Jerman atas perjanjian baru ini yang akan membantu meningkatkan kondisi kehidupan pengungsi Palestina di seluruh wilayah dan akan memungkinkan UNRWA melakukan investasi infrastruktur yang penting. Selain itu, fase baru program digitalisasi akan membantu UNRWA menerapkan strategi transformasi digitalnya di bidang kesehatan dan pendidikan,” kata Direktur Hubungan Eksternal dan Komunikasi UNRWA Tamara Alrifai.
Saat ini UNRWA memberikan pelayanan dan perlindungan kepada lebih dari 5 juta pengungsi Palestina yang tersebar di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Suriah, dan Lebanon. Namun kini UNRWA sedang menghadapi krisis keuangan terburuk dan terancam tak bisa melanjutkan program-programnya jika tak memperoleh suntikan dana yang dibutuhkan.Awal Juni lalu negara-negara donor UNRWA berjanji menyediakan dana sebesar 107 juta dolar AS untuk badan tersebut. Jumlah itu lebih sedikit dari yang diminta UNRWA, yakni sebesar 300 juta dolar AS.
Dalam pertemuan yang digelar di Majelis Umum PBB pada 2 Juni 2023 lalu, para donor mengumumkan 812 juta dolar AS untuk UNRWA dalam bentuk komitmen. Namun hanya 107,2 juta dolar AS yang merupakan kontribusi baru. Negara-negara yang menjanjikan dana terbaru tidak diumumkan.
Dalam 10 tahun terakhir, UNRWA sudah menghadapi krisis keuangan. Namun Sekretaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengungkapkan, krisis yang dihadapi saat ini sangat parah dan dipandang sebagai ancaman eksistensial utama UNRWA.
“Saat saya berbicara kepada Anda hari ini, saya tidak memiliki dana untuk menjaga agar sekolah, pusat kesehatan, dan layanan kami lainnya tetap berjalan hingga September,” kata Lazzarini saat berbicara dalam pertemuan di Majelis Umum PBB, 2 Juni 2023 lalu.
Dia menambahkan, kemampuan UNRWA untuk menangani krisis keuangan yang dihadapinya, perlahan tapi pasti, akan segera menemui akhir. “Situasinya bahkan lebih kritis sekarang karena beberapa donor kami yang berkomitmen telah mengindikasikan bahwa secara substansial akan mengurangi kontribusi mereka kepada UNRWA,” ujarnya.