"Mari kita majukan tanah leluhur kita, yang saat ini masih menjadi provinsi termiskin kelima di Indonesia," kata Gobel saat bersilaturahmi dan berdialog dengan masyarakat yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG), di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Gobel mengatakan cita-cita menjadikan Gorontalo sebagai provinsi adalah untuk memajukan Gorontalo serta untuk menyejahterakan warganya. Namun hingga kini cita-cita tersebut belum tercapai.
Dia mengemukakan gagasannya terhadap Gorontalo yang dia sebut sebagai Visi 2051, yang salah satunya membangun pelabuhan Anggrek di Gorontalo Utara sebagai pelabuhan internasional. Pelabuhan ini akan diintegrasikan dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pangan.
“Ada investasi yang besar, sekitar Rp1,5 triliun dan dalam 30 tahun akan menampung 100 ribu tenaga kerja,” katanya.
Dua program tersebut, kata Gobel, akan ditopang oleh pembangunan pertanian, pembangunan kelautan dan perikanan, pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pengembangan pariwisata, dan pembangunan koperasi.
“Semuanya terjalin dalam suatu ekosistem yang saling terkait dan saling menopang,” katanya.
Sebagai wakil rakyat, dia menyebutkan telah mengembangkan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi baru melalui pembangunan kawasan wisata Tamendao di Kota Gorontalo, Danau Perintis di Kabupaten Bone Bolango, dan pemukiman suku laut Bajo di Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Sentra ekonomi tersebut, sambungnya, berkonsep wisata yang didorong oleh UMKM yang menciptakan lapangan kerja, lapangan usaha, serta sekaligus hiburan bagi warga.
“Karena itu, di tempat-tempat tersebut ada festival. Di Tamendao ada festival ikan tuna. Di Danau Perintis ada festival UMKM milenial. Nanti kita terus perbanyak festival agar ada promosi dan keramaian,” katanya.
Gobel berharap para perantau bisa ikut berkontribusi dalam memajukan dan menyejahterakan warga Gorontalo. (*)