RIAUMANDIRI.CO - Poros PDIP bersama calon presidennya Ganjar Pranowo dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dengan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres terkesan berebut endorse Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dua poros itu terkesan yakin, endorse dari Jokowi akan meningkatkan elektabilitas capres yang diusung secara signifikan. Dengan begitu, masing-masing poros yakin akan dapat memenangkan Pilpres 2024," kata pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga kepada media ini, Selasa (20/6/2023).
Keyakinan itu dinilai Jamil wajar saja karena kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi masih tinggi. Hal itu membawa implikasi kesenangan masyarakat terhadap Jokowi masih tinggi.
"Ketika masyarakat masih menyenangi Jokowi, tentunya ia layak menjadi endorse. Sebagian masyarakat akan mengikuti arahan Jokowi, termasuk dalam memilih capres," kata Jamil.
Hal itu didukung pula oleh masih banyaknya relawan yang masih setia kepada Jokowi. Para relawan ini diharapkan akan mengarahkan suaranya sesuai sosok capres yang di endorse Jokowi.
Namun anggapan itu tampaknya kurang beralasan bila dikaitkan dengan hasil survei Litbang Kompas. Lembaga survei ini pernah merilis hasil surveinya yang menyatakan endorse Jokowi tidak berpengaruh signifikan. Hanya sekitar 18 persen masyarakat yang mengikuti endorse Jokowi.
Temuan Litbang Kompas itu setidaknya mengindikasikan, endorse Jokowi kepada capres tertentu tidak akan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan elektabilitasnya. Kalau pun terjadi kenaikan, hal itu tidak.akan menjadi penentu kemenangan capres tersebut.
"Jadi, poros PDIP dan KKIR seyogyanya tak perlu terlalu yakin endorse Jokowi akan membawa kemenangan. Karena itu, dua poros itu tak perlu berebut di endorse Jokowi," kata Jamil. (*)