RIAUMANDIRI.CO- Data menurut data AS, lebih kurang 109.000 oramg Amerika Serikat meninggal karena overdosis obat sepanjang 2022. Angka tersebut naik 0,7% dari 108.825 overdosis yang tercatat dalam periode yang sama di tahun sebelumnya
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, peningkatan tersebut terjadi meskipun ada dorongan dari pemerintahan Presiden Joe Biden untuk bertindak mengatasi kecanduan narkoba dan overdosis opioid.
Perusahaan yang dituduh memicu krisis opioid AS sejauh ini telah membayar lebih dari $3 miliar untuk memberi kompensasi kepada negara bagian. Namun tidak semua uang sampai ke orang yang membutuhkannya.
Hal ini tergantung kebijakan negara bagian masing-masing, misal Massachusetts menyalurkan uang itu ke penderita, sedangan di Texas tidak, demikian laporan Reuters, Minggu, 18 Juni 2023.
Serangkaian penyelesaian penting sejak 2021 dengan distributor obat, apotek, dan pembuat obat terkemuka termasuk Johnson & Johnson menetapkan kompensasi dengan total lebih dari $50 miliar atau hampir Rp750 triliun secara nasional.
Lebih dari 900.000 orang meninggal karena overdosis obat di Amerika Serikat sejak 1999, dengan opioid memainkan peran yang sangat besar, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Opioid adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi nyeri sedang sampai berat atau sebagai obat bius sebelum operasi.
Tetapi kapan uang itu akan dibayarkan, dan siapa yang akan menerimanya, masih jauh dari kejelasan, demikian temuan Reuters.
Banyak dari mereka yang telah bekerja dengan kecanduan opioid selama bertahun-tahun, melalui tambal sulam perawatan nirlaba dan organisasi bantuan di seluruh negeri, mengatakan mereka masih dalam kegelapan tentang bagaimana, dan apakah, pekerjaan mereka akan bermanfaat, menurut serangkaian wawancara selama beberapa bulan terakhir.
Pemerintahan Biden pada Mei memberlakukan sanksi terhadap 17 orang dan entitas yang berbasis di China dan Meksiko yang dituduh memungkinkan produksi pil palsu mengandung fentanyl. Fentanyl ilegal telah memainkan peran yang sangat besar dalam krisis opioid AS dan overdosis obat.
Jumlah kematian akibat overdosis obat di AS melewati angka 100.000 untuk pertama kalinya pada 2021, karena pandemi Covid mengganggu perawatan medis dan meningkatkan masalah kesehatan mental.
Efeknya diperparah dengan meluasnya ketersediaan obat-obatan mematikan seperti fentanyl, yang 50 kali lebih kuat dari heroin dan bercampur dengan obat-obatan terlarang lainnya.
Selama pandemi, tingkat penyakit mental, depresi, dan kecemasan meningkat secara dramatis, dan orang semakin mulai beralih ke obat, kata Tom Britton, CEO American Addiction Centers.
Kematian akibat overdosis obat di AS naik 13,7% antara Januari 2021 dan Januari 2022 dan sebesar 31,4% dalam 12 bulan sebelumnya pada puncak pandemi.
Tetapi lonjakan kematian akibat overdosis dimulai sebelum pandemi terjadi karena penyalahgunaan resep obat penghilang rasa sakit opioid dan obat-obatan terlarang seperti heroin.
Stacey McKenna, peneliti senior di R Street Institute, sebuah wadah pemikir independen di Washington D.C., mengatakan tindakan keras terhadap fentanyl dan obat-obatan adiktif lainnya dapat memiliki kebalikan dari pengaruh yang diinginkan.
"Ada hukum pelarangan yang kuat bahwa semakin keras Anda menindak pasokan, semakin besar kemungkinan Anda mendapatkan pasokan yang lebih kuat atau pasokan yang lebih berbahaya," kata McKenna.
CDC mencatat bahwa angka terbaru mewakili perkiraan untuk memasukkan pelaporan yang kurang dan kasus yang menunggu penyelidikan.(tmp)