RIAUMANDIRI.CO -Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk peningkatan kualitas hidup, namun sayangnya masih terdapat anak-anak usia sekolah yang tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka di bangku sekolah formal dikarenakan faktor ekonomi.
Menyadari bahwa banyak anak-anak muda yang putus sekolah di desa-desa sekitar operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit usaha APRIL Group menyelenggarakan program kelompok belajar (kejar) paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA) bagi masyarakat luas dan karyawan maupun kontraktor RAPP.
Program pendidikan kesetaraan ini diselenggarakan di salah satu sekolah binaan RAPP di bawah Yayasan Kerinci Citara Kasih (YKCK) yaitu SD Global Andalan di Kabupaten Pelalawan.
Program kejar paket B dan C ini merupakan salah satu upaya grup APRIL untuk mendukung pemerataan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat. Hal ini tercantum dalam salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) pada poin ke-empat SDGs, yakni berusaha memastikan setiap orang dapat mengenyam pendidikan wajib belajar 9 tahun di 2030 nanti.
Manager Yayasan kerinci Citra Kasih ansen Yudianto mengatakan melalui program Kejar Paket tersebut siswa akan mendapatkan ijazah yang setara dengan tingkatannya. Ijazah ini bisa dipergunakan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau melamar pekerjaan.
"Perusahaan memfasilitasi pembelajaran Paket B dan Paket C untuk masyarakat atau anak putus sekolah di sekitar lingkungan perusahaan, hal ini sejalan dengan komitmen APRIL untuk mendukung pendidikan bermutu bagi semua atau kemajuan Inklusif dalam agenda APRIL2030" kata Jansen.
Tidak hanya ijazah, peserta kejar paket juga mendapat pelajaran yang sama dengan jenjang pendidikan yang ditinggalkan. Selain itu peserta didik tidak dikenakan biaya, RAPP bahkan menyediakan fasilitas berupa mess bagi peserta didik.
Untuk memperkaya pengalaman peserta didik, RAPP juga memberikan kesempatan magang di operasional RAPP. Sejak tahun 2015, program kejar Paket B dan C yang dilaksanakan oleh RAPP telah berhasil menamatkan 9 angkatan. Alumninya telah tersebar bekerja dan ada yang melanjutkan pendidikan di berbagai tempat termasuk bekerja di lingkungan operasional RAPP.
Sejumlah alumni menceritakan pengalamannya kepada redaksi (nama media). Semangat mereka menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Banyak jalan meraih pendidikan salah satunya dengan mengikuti program kejar paket B dan C.
Tarifman Laia
Boy Agusman Laia (23 tahun) juga telah berhasil menyelesaikan program belajar Kejar Paket B dan C di sekolah SD Global Andalan estate Pelalawan PT RAPP.
Keinginan Boy untuk belajar di sekolah formal sempat pupus yang juga disebabkan faktor ekonomi keluarga. Sempat bersedih hati membayangkan masa depannya kelak tanpa pendidikan. Suatu hari Boy yang murung mendapat kabar dari guru SD tempat ia bersekolah dulu bahwa SD Global Andalan membuka program program belajar Kejar paket B dan C di sekolah. kegiatan belajar dimulai dari jam 2 hingga jam 4 sore hari, sama halnya dengan Miar, Boy juga berkesempatan untuk magang di Central Nursery Pelalawan pada pagi harinya.
“Saya paling senang pelajaran biologi, sambil magang di nursery saya ingat-ingat pelajaran biologi tentang tumbuhan. Kalau sudah ada modal biaya mau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan mungkin saya akan mengambil jurusan biologi” ujar Boy optimis.
Saat ini Boy bekerja sebagai helper di salah satu kontraktor RAP. Sambil bekerja ia juga menabung gajinya untuk modal usaha dan melanjutkan cita-cita untuk kuliah di perguruan tinggi.
Program Kejar paket B dan C yang diselenggarakan oleh RAPP diselenggarakan di SD Global Andalan yang dikelola oleh Yayasan Kerinci Citra Kasih (YKCK).
Boy mengungkapkan dirinya sangat termotivasi mengikuti program kejar Paket B dan C ini. Terlebih ketika ada kunjungan dari pihak Yayasan Kerinci Citra Kasih (YKCK)selaku pengelola SD Global Andalan tempat ia belajar.
“Saya dan teman-teman sekelas paling senang kalau pak Jansen datang mengunjungi kami, beliau seperti sosok ayah yang mendengarkan keluh kesah kami, sehingga semangat kami belajar di kelas menjadi naik kembali” kenang Boy menutup perbincangan.***