RIAUMANDIRI.CO- Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) masih menjadi salah satu moda transportasi andalan masyarakat yang hendak mudik lebaran Idulfitri 1444 Hijriah ke pulang kampung halaman.
Namun, biasanya saat menjelang mudik lebaran, harga tiket bus AKAP terutama yang non ekonomi kerap mengalami kenaikan sehingga calon penumpang harus mempersiapkan uang yang lebih. Kenaikan harga tiket tersebut biasa terjadi jelang libur lebaran idul Fitri untuk bus yang non ekonomi.
Seperti yang terjadi di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) Pekanbaru saat ini harga tiket non ekonomi sudah mengalami kenaikan bahkan mencapai 34 persen. Kenaikan harga tiket tersebut biasa terjadi jelang libur lebaran idul Fitri.
Kepala Koordinator Pelayanan Terminal BRPS, Debi Septi mengatakan, informasi dari pihak pengelola bus atau PO bus untuk harga tiket saat ini sudah mulai mengalami kenaikan dari mencapai Rp100-120 ribu.
"Seperti harga tiket PO Bus SAN itu normalnya harga tiket Rp 600 ribu, saat ini menjadi sekitar Rp 700 ribu. Kemudian tiket yang harganya Rp 800 ribu saat ini menjadi Rp 920 ribu," ujar Debi Septi, Kamis (13/4/2023).
Lanjutnya, kemudian kenaikan harga tiket bus lainnya seperti PO bus Lorena itu bahkan kenaikan mencapai hingga 34 persen yang sebelumnya Rp 655 ribu saat ini menjadi Rp 880 ribu, tetapi kenaikan dilakukan secara bertahap.
"Jadi, kalau untuk harga tiket bus non ekonomi itu memang tidak ada aturan kenaikan harga tiketnya. Tetapi yang diatur itu kan untuk harga tiket ekonomi," terangnya.
Ditambahkannya, untuk jumlah pemesanan tiket bus arus mudik lebaran 2023 memang mengalami kenaikan yang signifikan terutama untuk bus- bus non ekonomi seperti PO bus SAN dan bus besar non ekonomi lainnya. "Biasa calon penumpang itu pesannya ke bus SAN atau ke bus Makmur dulu setelah itu baru kebawahnya lagi," pungkasnya.