TELUK KUANTAN (HR)-Kasus Demam Berdarah Dengue terus bertambah. Hingga awal Mei Dinas Kesehatan mencatat menemukan 71 kasus. Dibandingkan tahun lalu, jumlahnya meningkat dengan 45 kasus dan satu meninggal.
Penyebab meningkatnya kasus DBD dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat membersihkan lingkungan. Dimana penyebaran jentik-jentik nyamuk ini berawal dari tempat-tempat yang tergenang dan kurang mendapat perhatian.
"Ada tiga daerah yang menjadi daerah endemik DBD, diantaranya Koto Kari dengan 14 Kasus, Sungai Jering 11 kasus, dan Pisang Berebus 5 kasus," kata Kepala Diskes melalui Kepala Bidang Pengendalian Masalah kesehatan Detri Elvira, Minggu (3/5).
Diskes telah melakukan berbagai upaya menekan kasus DBD, mulai pemberian bubuk abate, melakukan 3M plus, imbauan melalui baliho dan radio mengajak masyarakat peduli lingkungan. Diskes juga turun mengajak kades serta masyarakat menggalakan gotong royong.
"Beberapa desa sudah merespon menggelar goro bersama membersihkan lingkungan, terutama tempat-tempat yang berpotensi bersarangnya nyamuk penyebar DBD," katanya.
Detri memperkirakan, Agustus-September terjadi peningkatan kasus DBD seandainya masyarakat kurang kesadaran membersihkan lingkungan. "peran serta masyarakat menjaga lingkungan lebih penting, karena lebih ampuh mencegah DBD," katanya.
Agar kasus DBD bisa dicegah sejak dini, Diskes mengimbau agar masyarakat menggalakan gotong royong. Salah satu cara yang dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan melakukan 3M.
Dari hasil pantauan lapangan, jentik nyamuk banyak bersarang di tempat air tergenang .
"Disekolah banyak ditemukan terutama di kamar mandi, ini harus mendapat perhatian sekolah untuk dibersihkan," katanya. (rob)