RIAUMANDIRI.CO - Partai Gelora Indonesia mengingatkan pemerintah untuk meninggalkan penggunaan sistem atau paham ekonomi liberal dalam pengelolaan perekonomian nasional saat ini.
Di tengah ketidakpastian situasi global saat ini, paham liberalisasi ekonomi bisa menjadi 'bom waktu' dan berbahaya bagi perekonomian Indonesia yang terlalu terbuka. Karena itu pemerintah diminta segera kembali kepada ekonomi Pancasila.
"Kita ini aneh, negara penggagasnya saja memproteksi ekonominya agar tidak kena resesi. Tetapi, kenapa Indonesia justru membuka selebar-lebarnya terhadap liberalisasi ekonomi. Ini tentu saja menjadi paradoks," kata Ketua Bidang Kebijakan Publik Partai Gelora Achmad Nur Hidayat, dalam Gelora Talks bertajuk 'Liberalisasi Ekonomi Nasional, Bagaiman Nasib Kita?, Rabu (8/2/2023) sore.
Menurut dia, liberalisasi ekonomi sudah terbukti gagal, dan tidak mampu bertahan di tengah krisis global saat ini. Karena itu, MadNur-sapaan akrab Achmad Nur Hidayat, meminta pemerintah tidak lagi memberikan 'karpet merah' pada liberalisasi ekonomi, yang dinilai hanya memperkaya oligarki.
"Sekarang ini banyak negara ingin membangun kemandirian ekonominya. Mereka sadar bahwa konsep liberalisasi ekonomi sudah gagal. Situasi global saat ini mengharuskan mereka memproteksi ekonominya," ujar MadNur.
Liberalisasi ekonomi, lanjutnya, tidak hanya membawa modal dan teknologi saja, tetapi juga tenaga kerjanya. Sehingga liberalisasi ekonomi tidak jarang mengancam pekerjaan masyarakat Indonesia.
"Saya kira kericuhan yang terjadi antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing di Sulawesi dua minggu lalu, adalah dampak dari liberalisasi saat ini. Liberalisasi ekonomi mengancam pekerjaan dari masyarakat Indonesia," tegasnya.
Dia berpandangan konsep ekonomi Pancasila yang dimiliki Indonesia sebenarnya lebih bagus dibandingkan konsep ekonomi liberal. Konsep ekonomi Pancasila pada dasarnya adalah kemandirian.
"Kenapa tisak kita optimalkan itu. Ide kita untuk menciptakan hilirisasi industri itu bisa menciptakan kemandirian. Sekaranglah saatnya kita tinggalkan ekonomi liberal agar Indonesia menjadi negara super power baru," tegas MadNur. (*)