BANGKOPUSAKO(HR)- Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sangat rawan dikorupsi dan dimanipulasi datanya. Pasalnya, semakin banyak siswa SD/ SMP semakin banyak penerimaan dana Bos. Sementara biaya yang dikeluarkan dari dana BOS hanya 13 kriteria.
"Dana Bos di SD dan SMP rawan dikorupsi," kata tokoh masyarakat Bangko Lestari, Agus Sinulingga, Sabtu (2/5).
Apalagi kata Agus pertanggungjawaban dana BOs jarang atau tidak pernah dilaporkan kepada komite sekolah maupun wali murid. Bahkan tidak pernah dipublikasikan.
Selain itu terkadang di dalam pengambilan uang/pencairan dana bos selama triwulan pihak sekolah yang mengambil tanpa melibatkan pihak komite atau wali murid.
"Tidak rahasia umun lagi. Pengurus komite hanya topeng. Saat pencairan dana BOS kepsek dan bendahara yang ngambil uangnya," terangnya lagi.
Oleh karena itu kata ayah 5 anak ini media cetak atau elektronik harus mengawasi sekolah terutama SD dan SMP yang mengelolah dana BOS. Jika perlu setiap pencairan dana bos wajib dipublikasikan.
Sementara itu salah seorang wali murid SD Damanik mengaku sejak cucunya sekolah di sekolah dasar yang ada di Balam tidak pernah tahu besaran berapa uang dana bos yang diterima di sekolah tempat cucunya belajar.
"Sudah kelas 4 SD cucu saya. Berapa besar dana BOS saya tidak tahu," urainya lagi. (put)