Riaumandiri.co- Tak kunjung
turunnya harga beras di pasaran membuat Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso
menyerahkan penyelidikan dugaan adanya mafia beras ke Satgas Pangan. Pihaknya
meyakini Satgas Pangan bisa memberantas mafia beras.
"Sudah ada tanggung jawab
dari Satgas Pangan. Beliau bekerja akan terus mengikuti dan saya yakin bisa
ditangani. Tunggu Satgas," kata Buwas, sapaan akrabnya, usai mengikuti
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR, Selasa (31/1/2023).
Ia menuturkan, dugaan adanya
mafia beras juga direspons langsung oleh Presiden Joko Widodo. Buwas
mengatakan, presiden juga telah meminta untuk dilakukan pengawasan dan tidak
dilepas begitu saja.
Pasalnya, jika tidak diawasi
secara ketat, beras Bulog yang dijual dengan harga murah bisa hilang dari
pasaran. Ia pun meminta pihak Food Station bersama awak media untuk ikut
mengawasi kondisi perberasan saat ini.
"Beras yang kita gelontorkan
ini beras premium dan kualitas bagus, harga murah. Kalau ini tidak diawasi bisa
hilang karena akan dijual dengan harga komersial dengan keuntungannya setinggi-tingginya,"
kata Buwas.
Sementara itu, Bulog telah memulai
operasi pasar beras melalui gerai retail modern dengan harga Rp 9.450 per kg.
Ia memastikan dalam waktu sepekan ke depan beras Bulog dengan harga murah bisa
dibeli konsumen di toko-toko retail. Ia menuturkan, Bulog telah melakukan
percepatan dari produksi ke suplai dan sudah mulai tersebar sejak tiga hari lalu
namun diakui belum optimal.
"Insya Allah dalam satu
pekan ke depan sampai retail-retail membanjiri. Termasuk Alfamart, Indomaret di
seluruh wilayah," katanya.
Buwas menyebut kualitas beras
Bulog setara dengan premium. Terutama beras impor yang baru didatangkan. Meski
demikian, harga jual di tingkat konsumen maksimal Rp 9.450 per kg atau setara
dengan harga medium adapun harga jual dari gudang Bulog masih sama yakni Rp
8.300 per kg.