RIAUMANDIRI.CO - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, PAN dan PPP akan mengadakan pertemuan pekan ini dengan agenda membahas sosok calon presiden (capres) yang bakal diusung.
"Pertemuan KIB minggu ini merupakan rangkaian persiapan tahapan pemilu. KIB masih solid sampai hari ini. Bahkan dalam minggu-minggu ini mau diadakan pertemuan,” kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi, Senin (30/1/2023).
Sebelumnya Plt.Ketum PPP Mardiono mengatakan, KIB akan melakukan pertemuan dalam minggu ini. Ketiga pemimpin parpol, yaitu Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Plt. Ketum PPP Mardiono dan Ketum PAN Zulkifli Hasan akan memulai pembahasan tentang capres dari masing-masing parpol.
“Kan sudah ada pematangan tentang tokoh-tokoh nanti yang layak kita usung oleh masing-masing partai politik. Oleh masing-masing partai koalisi," kata Mardiono.
Sesuai hasil Munas Golkar, Ketum Airlangga Hartarto adalah capres dari parpol berlambang pohon beringin ini. Sementara PPP menyebut sejumlah nama seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang juga kader partai Golkar.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai semua koalisi masih dalam posisi setara. Masing-masing koalisi belum mempunyai kandidat resmi untuk dicalonkan sebagai capres - cawapres dalam kontestasi 2024.
"Saya melihatnya kalau koalisi yang lain sudah punya kandidat tapi kan belum resmi. Dalam arti koalisi-koalisi ini sebenarnya sama posisinya, baik KIB, Koalisi Perubahan, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Sama-sama punya jago, tapi sebenarnya masih semi, masih belum," tegas Ari Nurcahyo, Senin (30/1/2023).
Ari menilai justru KIB yang mempunyai modal besar berupa kesolidan dibanding koalisi lain. KIB sejak awal dibentuk dengan mengedepankan politik gagasan, program, dan meneruskan legasi Jokowi.
"Posisi sekarang justru kalau dari kesolidan koalisi, KIB yang paling solid. Karena dari awal KIB tidak berbicara soal kandidat capres-cawapres, tapi programatik bagaimana melanjutkan Pak Jokowi," ujarnya.
Oleh sebab itu, menurut Ari, KIB harus mengedepankan kriteria capres-cawapres dalam pertemuan ke depan. Selain itu, KIB juga patut memunculkan citra koalisi.
"Nah, saya pikir pertemuan minggu depan ini lebih membahas kriteria-kriteria yang semakin pasti, bahwa sebenarnya posisinya semestinya KIB harus mem-branding," tegas Ari.
Dikatakan, citra sebagai koalisi penerus Jokowi harus dikedepankan. KIB harus memperkuat citra itu dan menyosialisasikan ke publik. Hal itu juga sebagai pembeda dari koalisi lain yang mengklaim diri sebagai koalisi antitesa Jokowi.
"Kalau Koalisi Perubahan itu antitesa Jokowi, KIB harus punya branding bahwa melanjutkan Pak Jokowi dengan semua legasinya. Branding ini yang perlu di-announce ke publik. Sehingga siapa pun nanti, tinggal ditarik ke capres-cawapres," pungkasnya.
Di sisi lain, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB), dan Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat, PKS) juga telah bergerak dan menyatakan kesolidan.
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya membentuk sekretariat bersama, sedangkan Demokrat resmi menyatakan dukungannya mendukung Anies Baswedan sebagai Capres yang juga diusung NasDem. (*)