BENGKALIS (HR)-Sebagaimana di daerah lain, mulai Senin (4/5) hingga Rabu (6/5), ribuan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bengkalis, juga akan mengikuti ujian nasional.
Seperti saat menjelang UN tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat pada pertengahan April lalu, Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh juga mengingatkan agar seluruh siswa SMP sederajat peserta UN di daerah ini untuk tidak percaya adanya bocoran jawaban. Sebab UN, imbuhnya, berguna untuk mengukur kemampuan diri seorang siswa.
“Kalau dikerjakan dengan menggunakan bocoran kunci jawaban, dengan cara-cara yang tak baik, bagaimana dapat mengetahui nilai yang diperoleh diri sendiri yang sebenarnya. Selain tindakan itu curang, rasa percuma belajar tiga tahun kalau soal-soal UN dikerjakan dengan mengandalkan bocoran jawaban,” pesan Herliyan.
Pesan itu sebagaimana dikutip Kepala Bagian Humas Johansyah Syafri, disampaikan Herliyan usai meresmikan Masjid Al Akbar di RT 04/RW 04 Desa Simpang Padang, Kecamatan Mandau, Minggu (3/5).
Kepada seluruh siswa SMP sederajat di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan yang akan mengikuti UN, Herliyan mengatakan harus optimis. Percaya pada kemampuan diri sendiri. Tidak menyontek.
“Sebab ijazah yang diperoleh nantinya sangat berguna untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kan tidak baik kalau hanya ijazahnya yang asli, tapi nilai tertera di dalam di ijazah tersebut palsu. Biar keduanya asli, jangan percaya yang lain. Harus percaya dengan kemampuan sendiri. Ya mesti optimis,” pesan Herliyan, memberikan motivasi.
Dijelaskan Herliyan bupati yang memang peduli terhadap dunia pendidikan ini, baik siswa maupun orang tua siswa jangan percaya adanya bocoran jawaban UN.
Bupati juga mengimbau para orang tua siswa, dewan guru dan khususnya anak didik yang akan menghadapi UN, benar-benar mempersiapkan diri sebaiknya dan tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan.
Sebab, sambung Bupati, tingkat keberhasilan kelulusan UN itu sangat tergantung pada kesiapan siswa, kepedulian orang tua dan masyarakat lingkungan serta dewan guru.
"Semua pihak harus terlibat dalam menyukseskan UN. Jangan ada lagi yang berharap ada bantuan dari guru untuk memberikan jawaban UN, karena peluang untuk itu sangat kecil sekali kemungkinannya terjadi," tegas Herliyan.
“UN hanya sebagai pemetaan mutu pendidikan. Apapun bentuknya, apakah melalui pesan singkat dan sebagainya, pokoknya jadi jangan percaya bocoran jawaban. Jangan menyontek,” ulang Herliyan yang usai peresmian masjid Al Akbar langsung bertolak ke Jakarta untuk mengikuti Rapat Koordinasi Pilkada serentak bersama kepala daerah lainnya dari seluruh Indonesia.***