Riaumandiri.co- Persidangan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) memasuki babak baru. Jaksa penuntut umum (JPU) menuntut terdakwa Kuat Ma'ruf, hukuman pidana penjara delapan tahun pada sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (16/1/2023).
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kuat Ma'ruf dengan pidana penjara selama delapan tahun," kata JPU Rudy Irmawan saat membacakan tuntutan di hadapan Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso di PN Jaksel, Jalan Ampera Raya, Kecamatan Cilandak, Senin (16/1/20230.
JPU menyatakan, terdakwa Kuat Ma'ruf terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Hal yang memberatkan tuntutan Kuat Ma'ruf adalah perbuatannya yang menghilangkan nyawa korban Brigadir J. Sehingga, hal itu menyebabkan duka mendalam bagi keluarga korban.
Selain itu, jaksa menilai Kuat Ma'ruf bersikap berbelit-belit, tidak mengakui, dan tidak menyesali perbuatannya dalam memberikan keterangan di depan persidangan. "Akibat perbuatan terdakwa Kuat Ma'ruf menimbulkan keresahan dan kegaduhan yang meluas di masyarakat," tambah JPU.
Sementara itu, hal meringankan dalam tuntutan Kuat Ma'ruf, menurut JPU, ialah terdakwa tidak pernah dihukum, berlaku sopan di persidangan, tidak memiliki motivasi pribadi, dan hanya mengikuti kehendak dari pelaku lain.
"Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, kami, penuntut umum dalam perkara ini, menuntut supaya majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan, satu, menyatakan terdakwa Kuat Ma'ruf terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak pidana turut serta merampas nyawa orang lain yang direncanakan terlebih dahulu," kata Rudy.