Pekanbaru (HR)-Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan pemerintah daerah harus memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia lewat peningkatan sektor pendidikan, agar bisa memenangi persaingan dalam perdagangan bebas di Asia Tenggara saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA.
"Program Pemprov Riau sangat serius memperhatikan pembangunan di bidang pendidikan dan sumber daya manusia. Hal ini sangat penting karena untuk mendukung serta mengahasilkan pembangunan yang baik diperlukan manusia yang profesional," kata Arsyadjuliandi Rachman disela peringatan Hari Pendidikan Nasional, di Pekanbaru, Sabtu (2/5).
Pria yang akrab disapa Andi Rachman ini mengajak semua pihak untuk mendukung program pemerintah dalam membenahi pendidikan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebabnya, ia mengatakan keterlibatan semua pihak khususnya dari sektor swasta akan makin memperkuat dan melengkapi kekurangan yang ada pada program pemerintah.
"Jangan sampai saat MEA orang Riau malah jadi penonton saja," ujarnya.
Andi mengatakan sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Forum Anak Riau di Pekanbaru pada Jumat lalu (1/5). Ia mengatakan sangat mengapresiasi keberadaan Forum Anak Riau karena sebagai media aspiratif bagi anak dalam mengeluarkan pendapat, minat serta bakatnya.
Menurut dia, Pemprov Riau melalui Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) secara berkesinambungan telah memfasilitasi kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kapasitas Forum Anak Riau setiap tahunnya.
Di hadapan 200 anggota Forum Anak yang hadir dari kabupaten/kota di Provinsi Riau, Andi Rachman menghimbau kepada pengusaha warung internet (Warnet) agar membatasi pengguna internet khususnya anak-anak. Ia menilai teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa dampak terhadap anak.
Menurut dia, teknologi internet memiliki dampak positifnya sehingga anak-anak dapat menggunakan perangkat lunak untuk pendidikan seperti program-program pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, dan sebagainya.
Selain itu, teknologi tersebut juga membuat anak semakin tertarik untuk belajar, menambah wawasan karena memudahkan anak-anak untuk mendapatkan banyak ilmu tambahan lewat internet.
"Tapi ada juga dampak negatifnya, anak-anak bisa ketergantungan terhadap teknologi informasi dan komunikasi hingga lupa waktu. Anak-anak akan cenderung mengerjakan tugas sendiri dengan bantuan internet dari pada belajar berkelompok, dapat terpengaruh kedalam pergaulan yang tidak baik karena kurang kontrol dari teman ataupun dari orang tua, dan anak-anak bisa saja secara tidak sengaja mengakses situs-situs pornografi," ujarnya.
Karena itu, ia juga berharap kontrol dari orangtua terhadap penggunaan internet di kalangan anak-anak tetap dilakukan secara ketat dan dimulai dari keluarga.
"Kemungkinan besar, anak-anak mengonsumsi situs pornografi dan permainan yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas dilakukan tanpa kontrol orang tua," katanya.(ant/yuk)