RIAUMANDIRI.CO - Capaian Indonesia dalam pengelolaan ekosistem gambut telah diakui dunia. Penerapan kebijakan pengelolaan ekosistem gambut yang holistik dapat mengintegrasikan dengan seluruh pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, daerah, perusahaan, dan masyarakat.
Langkah yang telah dilaksanakan meliputi pengarusutamaan kebijakan konservasi, perlindungan, restorasi, dan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem gambut untuk mendapatkan manfaat ganda bagi lingkungan, iklim, dan sosial ekonomi masyarakat.
"Melindungi dan mengelola ekosistem lahan gambut tidak dapat dicapai oleh satu individu, negara, organisasi atau lembaga, tapi perlu bahu-membahu, berkolaborasi dengan mengedepankan aksi global dalam strategi yang komprehensif," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang hadir secara virtual pada Workshop on Protection and Management of Peatland Ecosystem: Sharing Experiences and Lesson Learnt from Indonesia," Selasa (13/12/2022).
Workshop internasional secara hybrid itu berlangsung selama tiga hingga 15 Desember 2022 di The Premier Hotel Pekanbaru, Riau. Hadir secara fisik Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sigit Reliantoro.
Peserta yang hadiri 63 orang, terdiri dari 36 peserta internasional dan 27 peserta lokal yaitu negara anggota ASEAN, Republic of Congo, Democratic Republic of Congo, Fiji, Peru, negara Anggota G20 (Perancis, Turki, dan EU), organisasi internasional (ITPC, GEF, dan IFAD), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi, serta kementerian/lembaga terkait.
Siti Nurbaya mengungkapkan, selama tahun 2019 hingga 2022, Indonesia terus melakukan perbaikan restorasi gambut seluas 300 ribu hektar di pemegang konsesi. Selain itu, 230 desa dengan luas 50 ribu hektar telah dilaksanakan restorasi dengan melibatkan masyarakat setempat.
Berbagai pengalaman ini juga menjadi isu penting yang disepakati para pemimpin dunia saat Presidensi G20 Indonesia di bawah kelompok kerja lingkungan dan iklim. Para pemimpin G20 mengakui bahwa ekosistem gambut penting untuk mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
"Indonesia siap berbagi pengalaman dan bertukar pembelajaran. Saya berharap lokakarya hari ini akan mengumpulkan dan menyatukan dukungan kita bersama terhadap perlindungan dan pengelolaan ekosistem lahan gambut," kata Siti.
Pekerjaan Luar Biasa
Menteri Negara Bidang Wilayah Luar Negeri, Persemakmuran, Energi, Iklim dan Lingkungan, Inggris Raya, Lord Goldsmith yang juga hadir secara virtual menyampaikan tentang kerja sama Indonesia - Inggris dalam restorasi ekosistem gambut dan implementasi FOLU Net Sink 2030. Dia memuji Indonesia telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam pengelolaan lahan gambut.
"Kepemimpinan Menteri LHK Siti Nurbaya luar biasa. Saat mengunjungi Indonesia, saya melihat langsung kerjanya. Saya yakin Indonesia sedang memimpin dunia sekarang dalam perlindungan dan restorasi lahan gambut. Menteri Siti Nurbaya menekankan pada saya kebutuhan untuk memperbaiki dan melindungi lahan gambut untuk dapat mengurangi emisi," kata Goldsmit.
Direktur Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut Ditjen PPKL KLHK, SPM Budisusanti melaporkan, acara itu dapat memberi kita kesempatan untuk meningkatkan pertukaran pengetahuan global dan platform jaringan tentang pengembangan kebijakan dan implementasi terpadu ekosistem gambut, seperti inventarisasi dan pemetaan karakteristik lahan gambut, dan sistem pemantauan untuk restorasi ekosistem gambut.
“Workshop ini juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan peran International Tropical Peatland Center (ITPC) sebagai pusat keunggulan untuk pengembangan dan pertukaran pengetahuan tentang konservasi dan pengelolaan ekosistem lahan gambut secara berkelanjutan,” kata Budisusanti.
Dikatakan, ekosistem lahan gambut memiliki keanekaragaman hayati yang unik, dan sangat penting dalam penyediaan banyak jasa ekosistem serta dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Lahan gambut memberikan fungsi ekologis yang kompleks bagi keanekaragaman hayati, menyediakan habitat bagi flora dan fauna.
Ekosistem gambut juga telah mengambil peran penting untuk dukungan langsung dan tidak langsung untuk keperluan pertanian dan pasokan pangan, serta pembangunan ekonomi terkait lainnya. (*)