RIAUMANDIRI.CO - Air tanah merupakan sumber daya yang tidak terlihat dan tidak mudah divisualisasikan, namun sangat penting bagi kehidupan manusia. Air tanah meliputi 99 persen air di dunia, namun hanya sekitar 25 persen dimanfaatkan dan digunakan secara global, dengan proporsi 50 persen sebagai sumber kebutuhan air minum.
Seiring berjalan waktu, sumber daya yang penting ini terus berkurang dan mengalami tantangan karena tekanan perubahan iklim dan tantangan yang disebabkan oleh aktivitas manusia lainnya.
Oleh karena itu, UN Water Summit on Groundwater berupaya membawa perhatian tentang air tanah pada forum internasional tertinggi dan merupakan preparatory event atau konferensi yang dilaksanakan untuk menyongsong penyelenggaraan UN Water Conference 2023 di New York, Amerika Serikat.
“Indonesia menyadari akan pentingnya air tanah, yang dibahas sebagai bagian integral dari komponen lain dan relevansi masyarakat dengan upaya sinergis,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam forum UN Water Summit on Groundwater di Paris, Perancis, Rabu (7/12) waktu setempat.
Dalam siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diterima media ini, Kamis (8/12/2022), pada kesempatan tersebut, Menteri Siti menyampaikan berbagai langkah dan upaya sinergis yang dilakukan Indonesia untuk melindungi kualitas dan kuantitas sumber daya air tanah, serta memastikan pemanfaatannya secara berkelanjutan.
Pertama, sinergi air tanah dengan air permukaan untuk pengelolaan sumber daya air, penerapan konsep smart water management system (SWMS), untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan air tanah saat ini dan di masa mendatang.
Kedua, dalam penyusunan dan kebijakan proyek, dengan instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan daya dukung, menekankan untuk mempertimbangkan faktor sumber daya air, dan ketersediaannya untuk rencana pembangunan sebagai indikator.
Ketiga, sinergi air tanah dengan lingkungan, dan keempat, sinergi air tanah dengan teknologi, Kelima, sinergi dengan relevansi dan kegiatan masyarakat khususnya pada penggunaan air yang efisien, menerapkan praktik kebutuhan air tanaman; dan neraca air untuk tindakan adaptasi iklim.
“Dalam hal ini, kembali saya tegaskan bahwa penting untuk melindungi kuantitas dan kualitas sumber daya air tanah, memastikan pemanfaatannya secara berkelanjutan, dan melindungi tempat dan wilayah sumber daya air. Selain itu, peningkatan kapasitas kelembagaan dan sinergi antara kementerian terkait, pemerintah daerah dan masyarakat juga merupakan langkah-langkah yang diperlukan,” ujar Menteri Siti.
Angkat Topik Penting
UN Water Summit on Groundwater mengangkat topik-topik penting pada setiap sesi yang diselenggarakan, dengan fokus pada aspek penting (akselerator) yang dapat mendukung pengelolaan dan pemanfaatan air tanah berkelanjutan untuk akselerasi pencapaian Sustainable Development Goals.
Selain itu, pertemuan ini juga berfokus pada beberapa isu tematik lainnya, termasuk penguatan dialog pada tingkat regional, penguatan kerja sama pengelolaan akuifer lintas batas, pengelolaan air tanah di Afrika, pentingnya sinergi ilmu pengetahuan dan kebijakan, serta peran pemuda.
Disamping menyampaikan praktik-praktik baik pengelolaan air tanah di Indonesia, Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga membawa misi untuk mempromosikan ketuanrumahan Indonesia dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali pada tahun 2024 dengan tema “Water for Shared Prosperity”. Keindahan Bali siap menyambut para delegasi World Water Forum ke-10 dengan menyeimbangkan work and leisure.
Para delegasi UN Water Summit on Groundwater juga diperkenalkan pada kemegahan kebudayaan dan kesenian Bali melalui gelaran tari tradisional yang diiringi dengan gamelan, serta cocktail reception yang menyajikan makanan-makanan khas Indonesia.
Sebagai informasi DELRI yang dipimpin Menteri LHK Siti Nurbaya terdiri dari Staf Ahli Menteri PUPR Endra S. Atmadja, Staf Khusus Menteri PUPR Firdaus Ali, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro dan Direktur Perencanaan, Evaluasi dan Pengendalian DAS KLHK Saparis Soeharjanto. (*)