RIAUMANDIRI.CO - Rencana Pemerintah Kota Pekanbaru relokasi pedagang yang berjualan di belakang Terminal Bandar Raya Payung Sekaki ke pasar induk semakin tak jelas.
Masi ditemukannya sejulah persoalan mulai dari belum rampungnya Tempat Penampungan Sementara di pasar induk, sampah hingga dugaan pungutan liar menjadi alasan hal itu terjadi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, relokasi pedagang terminal BRPS masih berproses. Tempat penampungan masih dalam pembangunan.
"Masih berjalan, ada beberapa persoalan kita dapat laporan dari camat. Ada masalah sampah, pungli juga," kata Ingot, Kamis (10/11).
Pengembang Pasar Induk masih meembangun TPS yang berlokasi di halaman pasar induk di Jalan Soekarno Hatta ujung.
"TPS belum selesai, jumlah pedagang kita di BRPS itu ada sekitar 240. Kita harapkan secepatnya bisa rampung," terangnya.
Sebelumnya, rencana pemindahan pedagang yang berjualan di belakang Terminal BRPS ke Pasar Induk masih terkendala. Sebagian dari pedagang bahkan ada yang menolak.
Mayoritas pedagang itu berjualan sayuran dan cabai.
"Saya dengar ada yang menolak. Tapi yang mau di tolak itu apa," kata Ingot Ahmad Hutasuhut, Rabu, (25/5).
Menurutnya, pihaknya bakal terus melakukan komunikasi dan sosialisasi kepada pedagang agar mereka mau pindah ke lokasi Pasar Induk.
"Karena mereka berjualan di situ (Terminal BRPS) pihak damkar sudah keberatan. Kita siapkan lokasi berjualan sementara di kawasan Pasar Induk," ungkapnya.
Pemko Pekanbaru pun segera merelokasi pedagang yang berjualan di belakang Terminal BRPS. Saat ini pemerintah kota dalam persiapan relokasi. Ratusan pedagang sayur ini bakal di relokasi ke kawasan Pasar Induk dalam waktu dekat.
Pemerintah kota masih menanti pengembang yakni PT. Agung Raffa Bonai (ARB) membuat tempat penampungan sementara.
"Kita kerjasama dengan pengelola, sedang menyiapkan tempat penampungan," pungkasnya.(her).