RIAUMANDIRI.CO - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru mencium adanya dugaan praktik jual beli jabatan yang terjadi dilingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.
Terendusnya aroma dugaan itu diperkuat dengan adanya laporan dari para majelis guru ke komisi III DPRD Kota Pekanbaru itu. Jual beli itu terkait dengan jabatan Kepala Sekolah (Kepsek).
"Kita mendengar ada laporan masalah dugaan pungli yang ada di Disdik untuk menjadi kepala sekolah ataupun ada yang mau pindah kesana kesini. Tapi ini semua baru dugaan dan dalam waktu dekat kita akan mencari data yang sebenarnya," terang Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri, Selasa (8/11).
Dalam jangka waktu dekat, pihaknya akan turun dan menindaklanjuti dugaan tersebut. Adanya dugaan jual beli jabatan itu, tentu menjadi aib dan mencoreng dunia pendidikan.
"Kita akan door-to-door menanyakan ini ke kepala sekolah, apakah dugaan itu benar apa enggaknya. Sejauh ini ada beberapa guru yang melapor ke Komisi III, tapi bahasa yang disampaikan itu baru secara lisan. Maka dari itu kita akan mendalami dugaan pungli ini. Kalaulah benar adanya, tentu ini akan mencoret dunia pendidikan. Khususnya di Kota Pekanbaru," kata Aidil.
Komisi III DPRD Pekanbaru sendiri, sambung Aidil, juga mendapati aduan dari para majelis guru yang komplain terhadap jabatan kepala sekolah yang diduga dilakukan oleh pejabat di Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
Para guru ini tidak setuju dan tidak sependapat adanya jabatan kepsek diluar lingkungan sekolah. Salah satunya yang terjadi di SDN 105 dan SMPN 30 Kota Pekanbaru beberapa waktu lalu.
"Seharusnya, Plt Kepsek itu memang dari internal sekolah bukan dari luar karena supaya lebih tahu dari dalam sekolah. Kalau Plt Kepsek itu dari luar sekolah, ya pasti ada menimbulkan kecurigaan," terangnya.
Politisi Demokrat ini berharap Disdik Kota Pekanbaru dapat mengutamakan dunia pendidikan dibandingkan kepentingan pribadi.
"Jangan ada nego-nego jabatan kepsek, mau itu pungli dan apapun yang sifatnya mencoreng dunia pendidikan Kota Pekanbaru," tutup Aidil Amri. (Mal)