Eksekusi Gembong Narkoba Dini Hari

Rabu, 29 April 2015 - 08:47 WIB
ilustrasi

CILACAP (HR)-Setelah sempat menjadi pembicaraan simpang siur, Jaksa Agung M Prasetyo akhirnya memastikan, eksekusi mati terpidana mati gembong narkoba dilakukan lewat tengah malam, atau dini hari tadi.

Sejauh ini, segala persiapan jelang eksekusi digelar, sudah dinyatakan rampung. Meski banyak desakan khususnya dari luar negeri yang meminta eksekusi itu ditunda atau dibatalkan, M Prasetyo memastikan eksekusi mati tidak akan ditunda.

"Lewat tengah malam (dini hari tadi, red)," ungkap Prasetyo.Dikatakan, regu tembak dan pasukan pengamanan sudah bersiaga di lokasi eksekusi di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. "Sudah ada SOP, mereka tahu persis. Mereka bisa melakukan pengamanan lebih baik tentunya ada ring-ring (pengamanan)," sambungnya

Masuk Nusakambangan
Sementara itu, sekitar seratusan personel Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Jawa Tengah yang diduga sebagai regu tembak, sudah masuk ke Pulau Nusakambangan, Selasa (28/4) sore kemarin.

Dari pantauan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, sebanyak enam bus pariwisata yang mengangkut seratusan personel Brimob tampak memasuki Jalan Niaga di depan tempat penyeberangan khusus Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan sekira pukul 15.00 WIB.

Akan tetapi sesampainya di pertigaan depan Dermaga Wijayapura, keenam bus itu berbelok ke arah Dermaga Holcim yang berjarak sekitar 150 meter sebelah timur Dermaga Wijayapura.

Kedatangan enam bus itupun kontak menarik perhatian wartawan yang sedang melakukan liputan persiapan eksekusi hukuman mati di Dermaga Wijayapura. Mereka segera berlarian menuju Dermaga Holcim. Namun mereka tidak bisa mengabadikan turunnya personel Brimob dari bus karena bus-bus itu langsung masuk ke dalam area penyeberangan khusus PT Holcim yang dikelilingi pagar tinggi dan pintu gerbangnya ditutup petugas dengan penjagaan ketat.

Kendati demikian, dari luar bus terlihat setiap deret bangku ditempati seorang personel Brimob sehingga masing-masing bus diperkirakan membawa 20 penumpang. Menurut salah seorang polisi berpakaian preman, bus-bus itu merupakan personel Brimob yang akan menyeberang ke Nusakambangan.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inpektur Jenderal Polisi Noer Ali mengatakan bahwa jumlah regu tembak yang akan melaksanakan eksekusi disesuaikan dengan peraturan yang ada.

"Nanti berapa dan kapan waktunya Kejaksaan akan eksekusi, regu tembak 14 kali jumlah itu saja (jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi)," katanya.

Dengan demikian, jumlah personel yang terlibat dalam regu tembak sebanyak 126 orang karena jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi sebanyak sembilan orang.
 
Siapkan Tiang Pancang
Sebelumnya, Kapuspenkum Kejagung RI, Tony T Spontana mengungkapkan, mulai pukul 20.00 WIB tadi malam, prosesi pelaksanaan eksekusi hukuman mati telah dimulai. Pukul itu sekaligus sebagai batas waktu keluarga untuk menemani terpidana mati. Jaksa eksekutor telah mulai bergerak pula menuju ke Pulau Nusakambangan.

"Mulai pukul 20.00 WIB, proses eksekusi telah dilakukan sekaligus kesempatan terakhir keluarga bertemu dengan terpidana mati," terangnya.

Dari informasi yang dihimpun, jaksa telah menyiapkan 9 tiang pancang bagi para terpidana mati. Tiang tersebut telah diurutkan bagi para terpidana.

Tiang pertama bagi Andrew Chan, disusul ke arah kanan untuk Myuran Sukumaran, Raheem Agbaje, Mary Jane, Sylvester Obiekwe Nwolise, Okwudili Oyatanze. Di sebelahnya lagi tiang untuk Rodrigo Gularte kemudian Martin Anderson dan terakhir Zainal Abidin.

Kesembilan terpidana akan berderet di tiang tersebut. Tim regu tembak akan mengeksekusi para terpidana mati secara serentak. (bbs, kom, dtc, ivi, sis)

Editor:

Terkini

Terpopuler