TANJUNGMEDANG (HR)–Musabaqah Tilwatil Quran (MTQ) XIII tingkat Kecamatan Rupat Utara resmi dibuka Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh, Senin (27/4) malam. Helat tahunan yang diikuti 170 kafilah dari 8 desa ini dipusatkan lapangan samping kantor Kepala Desa Kadur.
Ribuan masyarakat Rupat Utara sangat antusias menyaksikan pembukaan MTQ yang mengambil tema ‘Melalui MTQ XIII Tingkat Kecamatan Rupat Utara kita gali potensi, Minat dan Bakat Generasi Muda Islam untuk Mewujudkan Masyarakat yang Qurani, Unggul dan Sejahtera’ tersebut.
Sesuai tema, Bupati mengatakan, masyarakat Qurani adalah masyarakat yang benar-benar menikmati hidup bersama Alquran. Alquran bukan sekadar tulisan atau rangkaian huruf yang diucapkan. Bukan pula sekadar kebanggaan sebagai kitab suci.
“Masyarakat Qurani adalah masyarakat yang benar-benar menempatkan Alquran di dalam hati dan jiwa. Menjadi nafas kehidupan. Bukan sekadar diucapkan di bibir dan menjadi kebanggaan semu. Mentaati semua yang telah ditetapkan, dan mencintai Alquran lahir dan batin,” jelas Herliyan.
Kepada umat Islam di Rupat Utara, katanya, untuk dapat menjadi masyarakat yang Qurani, maka membaca Alquran harus dijadikan sebagai budaya sehari-hari. Dalam kondisi apapun, Al-Quran dijadikan teman duduk, mengobrol dan berbagi perasaan.
“Jadikan sebagai kebutuhan primer, bukan kebutuhan sekunder. Jangan sampai terlewatkan satu hari pun dengan tidak membacanya. Dengan budaya demikian, akan tumbuh rasa memiliki yang secara otomatis akan merasa ada suatu yang hilang jika dalam sehari tidak ada satu pun huruf Alquran yang kita lafalkan,” papar Herliyan.
Kemudian, sambungnya, berlatih menghafalkan beberapa ayat dan surat. Ulangi bacaan tersebut dalam shalat atau di waktu senggang. Dijadikan wirid pagi, siang, sore, dan malam, sehingga lidah selalu basah dengan Al-Quran.
“Melantunkan ayat-ayat suci Alquran itu lebih indah dari semua bentuk nyanyian. Lebih membawa ketenangan dan ketentraman, serta mendatangkan pahala yang berlipat,’ ujar Herliyan, memberikan motivasi.
Selanjutnya, tambah Herliyan, tingkatkan budaya membaca dan menghafalnya dengan upaya untuk memahaminya. Baik lewat terjemahan, belajar dengan seorang ulama, kelompok kajian atau dengan membaca beberapa buku tafsir shahih yang menjelaskan kandungan Alquran.
“Tanyakan hal-hal yang belum jelas kepada ahlinya. Jangan pahami Al-Quran dengan pendapat sendiri, apalagi jika belum memenuhi syarat-syarat baku yang telah ditetapkan dan harus dipenuhi,” ujar Herliyan mengingatkan.
Sedangkan yang keempat, jelasnya, mengamalkan Al-Quran semaksimal mungkin. Lebih-lebih terhadap ayat-ayat Al-Quran yang memerlukan respon cepat setiap umat Islam untuk mengamalkannya. Seperti ayat-ayat tentang zakat, sedekah, shalat, puasa, menyantuni fakir miskin dan lainnya. (man)