RIAUMANDIRI.CO - Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengaku sulit untuk menghilangkan kecurangan dalam pelaksanaan pemilu, termasuk pada Pemilu 2024.
Bagja mengatakan, hadirnya Bawaslu untuk mereduksi kecurangan, tapi tidak mungkin juga bisa dihilangkan dan kecurangan itu masih tetap ada.
"Itu hal yang mustahil dan pasti ada karena kompetisinya begitu kompetitif. Nah kita menjaga semua agar on the track," kata Bagja dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema 'Benarkah Pemilu 2024 Akan Curang?' di Media Center DPR RI, Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Bentuk pelanggaran itu kata Bagja, seperti pelanggaran kampanye di tempat keagamaan, kampanye tempat pendidikan atau kemudian penyebaran politik uang.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengkhawatirkan jika hanya muncul dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) pada Pilpres 2024, maka politik identitas menganga seperti pemilu sebelumnya.
"Kalau saya ditanya harus tiga minimal. kalau dua lebih baik enggak usah ada pemilu, kenapa, karena kerusakannya. Politik kebangsaan kita rusaknya itu komplikatif, itu itu menurut saya sangat penting," kata Pangi.
Pembicara lainnya dalam diskusi itu anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu dan anggota DPR RI dari Partai Demokrat Herman Khaeron. (*)