RIAUMANDIRI.CO - Sudah dibukanya kembali perjalanan umrah ke tanah Suci tentunya menjadi suatu kebahagiaan bagi seluruh pengusaha travel umrah dan haji di Pekanbaru.
Namun seiring dengan kebahagiaan tersebut para pemilik travel umrah justru malah mengalami kegelisahan karena kondisi, kelangkaan Vaksin Meningitis.
Kelangkaan vaksin maleningitis, tidak saja terjadi di Jawa atau luar Sumatera, di Riau pun terjadi hal yang sama.
Alhasil, dampak kelangkaan ini membuat keberangkatan jamaah umrah ke Tanah Suci terhambat.
Baik kalangan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) maupun para jamaah, sama - sama mengeluhkan kelangkaan vaksin meningitis yang terjadi saat ini. Sebagian jamaah asal Pekanbaru mesti mencari vaksin jauh - jauh seperti ke Tembilahan dan Dumai.
Bahkan beberapa jamaah menghadapi kendala serius saat keberangkatan dikarenakan bagi yang tidak memiliki kartu Vaksin Menginitis, maka akan ditahan saat keberangkatan di pelabuhan maupun bandara.
"Benar, bisa jadi langka tidak tersedia atau dampak dari terbatasnya layanan yang diberikan. Seperti kita ketahui KKP Pekanbaru hanya melayani 100 jamaah yang akan vaksin, sementara permintaan tinggi," ujar Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Riau Junaidi, Jumat (23/9).
Dikatakannya, pembatasan layanan 100 orang per hari dengan sistem pendaftaran online cukup mempengaruhi. Pasalnya, yang mendaftar online itu bukan berdasarkan prioritas siapa yang akan berangkat lebih dulu.
Dengan kata lain, bagi yang akan berangkat umrah dalam waktu dekat dan belum vaksin, sementara slot vaksin sudah penuh sampai 20 Oktober nanti maka jamaah tersebut akan panik.
"Kalau tidak salah slotnya sudah penuh sampai tangga; 17 atau 20 Oktober. Nah, sekarang ada jamaah yang akan berangkat tanggal 10 misalnya, maka akan pontang-panting mencari slot yang kosong seperti ke Tembilahan. Kalau orang tua yang sudah berumur, kan kita kasihan. Beberapa hari yang lalu di Dumai juga kendala, karena belum vaksin. Kita berharap pemerintah dan otoritas berwenang memperhatikan ini," ungkap Junaidi.
Terpisah, staf Muhibbah Travel Ezi juga mengatakan hal yang sama terkait kendala terbatasnya layanan vaksin. Menurutnya, beberapa jamaah terpaksa harus mencari vaksin manginitis ke daerah lain yang sangat jauh.
"Iya, karena kan slot perharinya terbatas. Sementara saat ini permintaan untuk keberangkatan umrah terus bertambah," sebut Ezi.
Senada juga disampaikan Izwan staf Shirotol Jannah travel yang menyebutkan sulitnya mendapatkan vaksin meningitis. "Kalau jamaahnya berangkat masih lama tidak masalah, yang menjadi problem, slot pendaftaran yang tersedia masih lama sementara jadwal berangkat dalam waktu dekat," tukasnya.
Seperti diketahui, berdasarkan peraturan pemerintah jemaah haji dan umrah diwajibkan melakukan vaksinasi meningitis meningokok sebelum berangkat ke Arab Saudi. Arab Saudi merupakan destinasi dari jutaan jemaah muslim seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji maupun umrah.
Negara Arab Saudi dikenal sebagai daerah endemis meningitis meningokok sejak ditemukannya kasus pertama kali pada jemaah haji pada tahun 1987. Jemaah dari seluruh dunia dalam jumlah besar dari berbagai negara menjadi salah satu risiko penularan penyakit berbahaya ini.(nie)