RIAUMANDIRI.CO - Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) merupakan kebijakan yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem yang bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi.
Pada program ini mahasiswa diberikan hak belajar 3 semester di luar program studinya. Pembelajaran dapat terjadi di manapun. Semesta belajar tak berbatas, tidak hanya di ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium, tetapi juga di desa, industri, tempat-tempat kerja, tempat-tempat pengabdian, pusat riset, maupun di masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan pembelajaran MBKM adalah kegiatan wirausaha.
Demi mendukung program MBKM tersebut, tim peneliti dari Universitas Pasir Pengaraian (UPP) mengusulkan penelitian dengan mengembangkan model kegiatan wirausaha MBKM berbasis teknologi dan digital. Proposal tersebut lolos dan didanai oleh Lembaga Penyalur Dana Pendidikan (LPDP) melalui hibah riset keilmuan untuk anggaran pelaksanaan tahun 2022.
Tim peneliti terdiri dari 3 dosen dan 5 Mahasiswa. Tim dosen diketuai oleh Ratri Isharyadi, M.Pd dari Program Studi Pendidikan Matematika serta dua dosen lainnya dari Program Studi Manajemen yaitu Riska Novia Sari, M.Pd dan Purwantoro, M.Si.
Sedangkan tim mahasiswa terdiri dari dua mahasiswa program studi manajemen yaitu Rinal Fajri dan Aan Ferismaneti serta tiga mahasiswa dari program studi pendidikan matematika yaitu M. Mustofa, Selly Shay Putri dan Tanti Mulya Dana Putri.
Kegiatan wirausaha ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang kewirausahaan untuk dapat mengembangkan usahanya yang juga dapat diakui sebagai kegiatan pembelajaran di luar kampus.
"Namun permasalahannya, saat ini khususnya di UPP belum adanya silabus dan kurikulum kegiatan wirausaha, instrumen penilaian kegiatan, mata kuliah yang dapat direkognisi serta tahapan kegiatan wirausaha yang dijalankan mahasiswa sehingga dapat diakui sebagai salah satu program MBKM” ujar Ratri Isharyadi, M.Pd.
Berawal dari hal tersebut, ia dan tim lainnya mengembangkan sebuah model kegiatan wirausaha MBKM berbasis teknologi digital. “Bidang teknologi dan digital tentunya sangat dekat dengan usia muda mahasiswa saat ini, sehingga minat mahasiswa dalam bidang ini memiliki potensi yang tinggi,” tambahnya.
Selanjutnya, dalam mengembangkan model, tim peneliti bermitra dengan CEO Meetup Coworking & Office Space, Shiella Priscilla yang beralamat di Pekanbaru.
"Dengan bermitra dengan Meetup Coworking & Office Space yang bergerak di bidang penyediaan ekosistem startup digital, diharapkan dapat mengadopsi model pengembangan startup yang dapat disesuaikan dengan program MBKM,” harap Ratri.
Tahapan awal yang dilakukan yaitu FGD dengan mitra pada tanggal 7 Februari 2022 di Pekanbaru. "Kami sangat senang dapat berkontribusi untuk memajukan pendidikan, khususnya di Riau. Kami akan membantu pelaksanaan kegiatan ini sehingga nanti pada akhirnya diperoleh suatu model kegiatan wirausaha yang dapat diterapkan di berbagai universitas” tutur Shiella Priscilla.
Kegiatan yang akan dilakukan oleh tim peneliti meliputi tahapan analisis, yaitu menganalisis kebutuhan dan potret startup digital yang telah ada di Indonesia. Tahapan ini akan dilakukan dengan menggali informasi tentang hal baik dan pelajaran dari starup yang telah berjalan.
Tim peneliti berharap penelitiannya dapat digunakan sebagai salah satu rujukan kegiatan wirausaha MBKM berbasis digital dan teknologi.***