Oleh M. Jamiluddin Ritonga*
GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyerahkan sapi kurban berbobot 1.2 ton kepada panitia di Ramp Barat Jakarta International Stadium (JIS), Sunter, Jakarta Utara didoakan dan diteriaki Presiden 2024.
Teriakan semacam itu sudah sering mengemuka saat Anies ada di keramaian. Ketika Anies ke Lombok, Lampung, Yogjakarta, Papua, dan tempat lainnya. Teriakan Anies Presiden 2024 selalu menggema.
Gema teriakan tersebut terkesan alamiah, bukan rekayasa. Berbagai elemen masyarakat meneriakan yel-yel Anies Presiden 2024 tampaknya atas dasar keinginan sendiri.
Menariknya dukungan itu datang dari kelompok masyarakat yang relatif terdidik. Kelompok ini memang tidak bisa dibeli dalam menyuarakan keinginnanya, termasuk dukungannya kepada Anies.
Kelompok warga terdidik ini juga mengampanyekan Anies melalui berbagai jenis media sosial. Padahal mereka ini secara fisik banyak yang belum kenal, namun begitu antusias mendukung Anies.
Mereka inilah yang selalu menggelorakan Anies Presiden 2024. Yel-yel itu kerap mereka gelorakan di saat Anies ada atau tidak ada. Namun teriakan Anies Presiden 2024 terkesan menggema kuat dikala Anies ada di keramaian. Hal inilah yang direkam wartawan sehingga mendapat liputan luas.
Hal itu kiranya membuat gusar pihak-pihak yang tidak menghendaki Anies menjadi capres. Pihak-pihak ini terus berupaya mendiskreditkan Anies sebagai sosok yang tak layak menjadi capres.
Anies dituding dengn berbagai isu negatif. Bahkan Anies dituding sosok intoleran dan tidak berhasil membangun Jakarta.
Pola menyudutkan tersebut justru akan membuat sebagian anak bangsa makin menyintai Anies. Hal itu yang kiranya direnungkan pihak-pihak yang tidak menghendaki Anies menjadi capres. (*Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul/Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta)