RIAUMANDIRI.CO - Sejumlah negara memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kondisi ini disebabkan harga minyak dunia terus melambung di kisaran US$110 hingga US$120 per barel saat ini.
Jerman dan Singapura misalnya. Usai harga minyak naik, kedua negara tersebut menjual BBM dengan harga Rp31 ribu per liter.
Hal itu dikatakan Presiden Jokowi dalam pidatonya di acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 dikutip dari Cnnindonesia.com
Selain Singapura dan Jerman, Thailand katanya, juga menaikkan harga BBM nya menjadi Rp20 ribu per liter.
Meski demikian, Jokowi menyatakan kebijakan itu tidak diikuti Indonesia.
Saat ini pemerintah masih menahan harga BBM dengan ron 90 atau pertalite Rp7.650 per liter. Padahal, secara keekonomian, harga pertalite seharusnya sudah di angka Rp17.200 per liter.
Sedangkan ron 92 atau pertamax dijual Rp12.500 per liter dari yang seharusnya harga keekonomian Rp17.950 per liter.
Jokowi mengatakan rendahnya harga BBM Indonesia dikarenakan suntikan subsidi dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Karena suntikan subsidi itu, Indonesia masih bisa menahan harga bensin di angka Rp7.000-an.
"Ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat memberi subsidi," kata Jokowi.
Doa Jokowi dipanjatkan karena Indonesia masih mengimpor 1,5 juta barel minyak mentah dari luar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ia mengatakan posisi itu sangat rentan.
Pasalnya, jika harga minyak dunia naik, maka negara harus membayar lebih banyak. Artinya, APBN akan bekerja lebih keras lagi untuk membeli minyak.
Namun yang jadi pertanyaan, sampai kapan APBN mampu menanggung subsidi BBM?
Pasalnya, harga minyak dunia diprediksi masih terus tinggi di tengah ketidakpastian kondisi geopolitik global. Di sisi lain, realisasi subsidi energi semakin hari makin meningkat.