PINGGIR (HR)-Guna mewujudkan tatanan umat Islam yang memiliki Imtaq di tengah kemajuan dan perkembangan Iptek yang pesat seperti sekarang ini, berbagai program dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bengkalis.
Program tersebut dilakukan melalui pendidikan formal, informal maupun non formal. Salah satu program pendidikan non formal dimaksud adalah Program Magrib Mengaji (PMM) yang dicanangkan sejak tahun 2011 lalu.
Untuk mendukung PMM, sempena pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kecamatan Pinggir yang dipusatkan di Desa Sungai Meranti, Sabtu (25/4) malam, Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh secara simbolis menyerahkan bantuan 1.000 Kitab Suci Alquran untuk seluruh desa/kelurahan se-Kecamatan Pinggir.
Herliyan menjelaskan, sebagaimana MTQ yang setiap tahunnya kita laksanakan mulai dari tingkat desa/kelurahan, PMM ini juga bertujuan untuk semakin mendekatkan jiwa umat Islam kepada kitab suci Alquran.
“Untuk meningkatkan semangat membaca, mempelajari, memahami isi kandungannya. Intinya, yaitu agar kadar Imtaq umat Islam terpelihara dan semakin berkualitas,” jelas Bupati, usai menyerahkan bantuan tersebut kepada Kepala Desa/Lurah se-Kecamatan Pinggir.
Selain itu, imbuhnya, PMM ini juga bentuk keseriusan Pemkab Bengkalis dalam menyiapkan generasi muda Islam yang tidak hanya pintar secara akademis dan intelektual, tetapi mereka memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasal spiritual.
“Sehingga tercipta generasi penerus yang tidak hanya pintar, tetapi jujur dan berakhlaq mulia. terhindar dari dampak negatif kemajuan Iptek. Terhindar dari berbagai bentuk penyakit masyarakat, baik itu narkoba, minuman keras, pornografi dan pornoaksi maupun kenakalan remaja lainnya,” sambung Herliyan.
Kemudian, sambung Herliyan, PMM ini bertujuan agar anak-anak dan remaja Islam akan mendapat perhatian penuh dari orang tua atau keluarganya melalui mengaji bersama di rumah. Karena, katanya, dalam ajaran Islam, keluarga merupakan subsistem penting bagi pembentukan sistem masyarakat yang lebih luas. “Penanaman nilai-nilai agama Islam akan lebih efektif jika dilakukan oleh lembaga keluarga. Sebab keterikatan emosional dalam keluarga menjadikan sosialisasi dapat berjalan lebih cepat dan mengakar,” jelas Herliyan. (adv/hms)