Leiden (HR)–Para mahasiswa dan dosen Universitas Leiden, Belanda menyambut antusias penampilan dua penyair Indonesia asal tanah Melayu Riau dan Kepulauan Riau, Fakhrunnas MA Jabbar dan Ramon Damora.
Usai pembacaan puisi yang berlangsung di Aula Lipsius kampus tersebut dilanjutkan acara diskusi yang dipandu oleh Koko Sudarmoko asal Indonesia yang sedang menyelesaikan studi doktor di kampus tersebut.
Seperti dilaporkan Fakhrunnas MA Jabbar dan Ramon Damora dari Leiden, Jumat (24/4) puisi-puisi yang dibacakan keduanya diambil dari buku antologi bersama, Airmata Musim Gugur dan Soneta Anai-anai.
Tampak hadir dalam acara tersebut Dr. Suryadi Sunuri, dosen tetap jurusan Sastra Indonesia, Universitas Leiden, sastrawan asal Indonesia, Ka Bati dan para mahasiswa Indonesia dan Malaysia yang sedang menyelesaikan tugas belajarnya dari berbagai disiplin ilmu.
Fakhrunnas membacakan puisi berjudul Perjalanan Sepasang Kolibri, Orang Kampung Memandang Paris dan Riau Extravaganza. Hal menarik khusus pembacaan Puisi Riau Extravaganza yang bergaya rap, para hadirin diajak oleh Ramon Damora mengiringinya dengan ketukan meja bersama-sama. Suasana menjadi lebih meriah.
Sementara Ramon Damora membacakan puisi berjudul Sonet Tiongkok, Tentang Bandang dan Soneta Sudah Mati serta Betapa. Penampilan Ramon yang kaya dengan olah vokal yang memukau mendapat sambutan para hadirin. Ramon selama ini dikenal sebagai deklamator puisi yang baik dan sering memenangkan lomba baca puisi tingkat nasional.
Dr. Suryadi Sunuri dalam acara diskusi menilai acara pembacaan puisi kedua penyair Melayu sebagai upaya mengenalkan sastra Melayu bagi perkembangan sastra Indonesia di Leiden. Meskipun kini Melayu pasca-kolonialisme cenderung tidak lagi kental disbanding waktu sebelumnya.
Apalagi hegemoni kekuatan budaya Melayu antara Negara-negara di kawasan serumpun khususnya Indonesia dan Malaysia mengalami pasang surut secara politis yang tak dapat dihindari.
Ramon pada kesempatan yang sama menyataan kegembiraan dan kepuasannya atas sambutan para mahasiswa dan dosen Universitas Leiden. "Wah, ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan hubungan Indonesia dan Leiden. Apalagi, Leiden merupakan tempat penting dan bersejarah bagi perkembangan sastra dan budaya Melayu," ucap Ramon yang juga Ketua PWI Kepulauan Riau ini.
Di akhir acara itu, Fakhrunnas dan Ramon memberikan tanjak (topi khas Melayu) kehormatan kepada Dr. Suryadi Sunuri dan Koko Sudarmoko. Pemasangan tanjak kepada kedua penerima dilakukan oleh Fakhrunnas yang disaksikan seluruh hadirin.(rls/yuk)