RIAUMANDIRI - Polres Kampar menetapkan 17 orang tersangka dalam kasus bentrok warga dengan petani di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto mengatakan saat ini, polisi telah meminta keterangan 21 orang terkait terjadinya bentrok tersebut. Bentrok itu terjadi antara petani koperasi sawit KUD Iyo Basamo dengan sekelompok orang suruhan.
"Dari 18 orang yang diamankan saat kejadian kemarin, kepolisian menetapkan 17 orang tersangka dan 1 orang saksi," ujar Sunarto, Selasa (21/6).
Sunarto menyebutkan, penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap para tersangka. Para tersangka diduga merupakan orang suruhan untuk menyerang petani dengan batu dan senjata tajam.
"Penyidik masih mendalami siapa orang yang menyuruh para tersangka," tegas Sunarto.
Dari 17 tersangka itu, salah satunya berinisial AL. Dia adalah orang yang diduga menggerakkan massa untuk melakukan kerusuhan yang diduga terkait kepengurusan di KUD Iyo Basamo
Selain itu, Sunarto menyebutkan polisi juga mendalami keterkaitan Ketua Koperasi Sawit Iyo Basamo Hermayalis dalam kasus penyerangan itu. Karena berdasarkan pengakuan korban, mereka berselisih dengan ketua koperasi tersebut.
"Masih dilakukan pemeriksaan instensif terhadap mereka (tersangka). Mungkin nanti mengarah ke sana (orang yang menyuruh melakukan)," kata Sunarto.
Sebelumnya, sekelompok orang tidak dikenal (OTK) menyerang petani kelapa sawit yang tergabung dalam Koperasi Iyo Basamo di Desa Terantang, Minggu (19/6) sekitar pukul 15.30 WIB.
Aksi tersebut terekam kamera dan viral. Dalam video berdurasi 1 menit 40 detik, terlihat seorang pria memakai helm tengah menggendong anak kecil yang kepalanya terluka dan berdarah.
Pria itu terus berjalan sembari mencari pertolongan medis. Sementara, di belakangnya tampak terjadi bentrok antara warga dengan sejumlah pria tak dikenal.
Terlihat juga pria berpakaian serba hitam menenteng senjata tajam. Seorang anak perempuan juga tampak menangis dan merintih kesakitan lantaran kepalanya terkena lemparan batu.
Salah seorang korban, Sri Yanti menceritakan, awalnya sekelompok orang suruhan itu memaksa masuk ke dalam kebun sawit di Desa Terantang. Namun, warga menghalangi mereka.
"Orang-orang suruhan itu datang bawa senjata tajam seperti samurai, parang dan senjata tumpul. Mereka mau masuk ke kebun kami tidak bolehkan, habis itu brutal," kata Sri.
Menurut Sri, orang suruhan itu datang mengusir petani di lahan ulayat Desa Terantang. Dia mengatakan, kejadian itu terkait masa jabatan ketua koperasi yang sudah habis. "Sudah habis jabatannya 10 tahun, tapi dia tidak terima ada kepengurusan baru," ucapnya.
Menurut Sri, tujuan kedatangan puluhan orang itu ingin menguasai lahan dan mengusir masyarakat setempat. "Yang diserang itu, anak-anak dan perempuan," jelasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kampar, sebanyak 14 orang menjadi korban luka pada bentrok berdarah tersebut. Pada korban sudah dibawa ke rumah sakit dan divisum di RS Bhayangkara Pekanbaru.
Korban didominasi perempuan, dan 6 orang laki-laki. Di antaranya ada dua orang yang telah berusia 59 tahun dan ada yang masih di bawah umur.