RIAUMANDIRI.CO - Momentum pemilihan umum (pemilu) adalah ajang mencari figur pemimpin, bukan selebriti atau orang populer dan kaya. Karena itu, KPU dan Bawaslu diminta untuk mengantisipasi kecurangan, seperti serangan fajar yang kemungkinan terjadi.
Demikian dikemukakan Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah kepada media di Jakarta, Senin (13/6/2022), menyikapi banyak calon yang bertarung atribut, bukan ide dan gagasan.
Menurut Fahri, pemilu jangan lagi jadi ajang penipuan kepada bangsa Indonesia. Karena itu dirinya meminta KPU harus meregulasi pertarungan ide dan gagasan untuk peserta pemilu.
"Regulasi dimaksud, untuk mengutamakan pemilih agar benar-benar memilih calon yang tersedia. Kita ini lagi mencari orang yang bisa menyampaikan pikiran dan rencananya untuk menyelesaikan persoalan bangsa," tuturnya.
Sebeb, masih menurut Fahri, konsep pengutamaan ide dan gagasan lebih penting dari sekedar menunjukan eksistensi atau atribut kampanye para calon. Supaya agenda pemilu yang akan terlaksana tidak lagi menjadi seperti angin lalu.
"Sekali lagi, konsep kontestasi ide dan gagasan ini dan konsep pemilihan pemimpin demokratis ini, harus clear dalam pikiran para penyelenggara pemilu," pungkas politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. (*)