RIAUMANDIRI.CO - Sebagian besar penularan cacar monyet terjadi karena pelonggaran kebijakan pandemi.
Hal ini disampaikan Direktur WHO Eropa Hans Henri P. Kluge.
Kata dia, orang-orang bepergian dan berpesta, menyebabkan penyakit yang bisa menular lewat sentuhan fisik dekat ini semakin mudah mewabah.
"Selama beberapa bulan mendatang, banyak dari lusinan festival dan pesta besar yang sudah direncanakan akan semakin memberikan kesempatan terjadinya amplifikasi kasus," kata Hans seperti dikutip dari laman resmi WHO, Rabu (1/6/2022).
Untuk mencegah kasus cacar monyet, menurut Hans, langkah yang diperlukan adalah mengidentifikasi kasus dengan cepat dan mengisolasinya.
Tak perlu penerapan protokol kesehatan ekstra ketat seperti saat COVID-19 karena cacar monyet jauh lebih sulit untuk menular.
Hanya saja saat ini yang menjadi tantangan adalah alat untuk mendiagnosis dan mengelola cacar monyet tidak tersedia luas.
Ini juga menjadi alasan mengapa WHO belum benar-benar yakin apakah dunia bisa menghalau wabah cacar monyet.
"Ini adalah hal penting, kami masih belum tahu apakah bisa menahan penyebarannya," pungkas Hans
Diketahui, Pemimpin teknis cacar monyet dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rosamund Lewis, mengatakan sudah ada 550 lebih kasus cacar monyet yang dilaporkan dari 30 negara.
Jumlah tersebut meningkat sekitar dua kali lipat lebih dibandingkan data WHO per tanggal 26 Mei 2022 yang mencatat 257 kasus cacar monyet.