RIAUMANDIRI.CO - Pengungsi Rohingya asal Myanmar, mulai menempati tempat penampungan di Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Mereka direlokasi dari Aceh ke Kota Bertuah menggunakan pesawat.
"Hari ini sudah sampai di Pekanbaru dan sudah berada di tempat penampungan yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Pekanbaru," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pekanbaru Zulfahmi Adrian, Rabu (18/5).
Secara keseluruhan terdapat sebanyak 119 pengungsi Rohingnya yang dipindahkan dari Aceh ke Kota Pekanbaru. Mereka diangkut dalam beberapa kali penerbangan.
"Tadi kedatangan pertama melalui Bandara SSQ mendarat pukul 08.45 WIB. Kemudian untuk penerbangan kedua diperkirakan sampai pukul 15.00 WIB," ungkapnya.
Proses pemindahan langsung dimonitor oleh Tim Kemenkopolhukam RI dan Tim Kemendagri serta Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri Pusat.
"Para pengungsi nantinya ditempatkan di Wisma D'COP 2 di Jalan Ciptasari, Kelurahan Tangkerang Selatan," terang dia.
Selama berada di lokasi penampungan di Kota Pekanbaru, para pengungsi Rohingya juga wajib mematuhi aturan yang ditetapkan yang berlaku sama dengan pengungsi dari negara lainnya.
"Aturannya sama dengan pengungsi lain. Mereka harus mematuhi aturan berlaku, menjaga kemananan dan ketertiban, menghargai adat istiadat masyarakat setempat dan menjaga kearifan lokal yang ada di penampungan mereka sementara. Kemudian juga tidak melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hukum," tegas Zulfami Adrian.
Sementara itu, organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), bersama dengan pemerintah pusat dan daerah serta mitranya termasuk UNHCR, mendukung relokasi 119 pengungsi Rohingya dari Aceh ke Pekanbaru.
Pemindahan akan dilakukan dalam dua gelombang, dimulai Selasa,(17/5), dengan kelompok keberangkatan terakhir dijadwalkan tiba pada Rabu, (19/5).
IOM senang dapat memberikan bantuan kepada kelompok pengungsi, termasuk pengaturan relokasi ini, dengan dukungan dari Operasi Bantuan
Kemanusiaan dan Pelindungan Sipil Eropa (ECHO) dan Biro Kependudukan, Pengungsi Departemen Luar Negeri AS, dan Migrasi (PRM).
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Pekanbaru atas partisipasi mereka dalam inisiatifrelokasi ini dengan menyediakan kondisi tinggal yang lebih berkelanjutan bagi kelompok yang rentan ini,” kata Louis Hoffmann, Kepala Misi IOM di Indonesia.
Mr Hoffmann menambahkan, untuk keluarga yang datang, relokasi merupakan kemungkinan untuk awal yang baru di lingkungan yang aman setelah mereka mengalami perjalanan berbahaya dan berbulan-bulan tinggal di tempat penampungan sementara di Bireuen dan Lhokseumawe.
Setibanya di Pekanbaru, IOM akan menyediakan akomodasi berbasis komunitas bagi para pengungsi yang serupa dengan pengungsi lain yang berada di bawah naungan IOM di Indonesia.
Kedatangan kelompok itu di Indonesia telah menghadapi sejumlah tantangan, tidak terkecuali risiko perjalanan perahu yang berbahaya dan ancaman yang terkait dengan penyelundupan dan perdagangan orang yang biasanya mengakibatkan perjalanandan jalur masuk yang iregular, pelanggaran hak, dan kekerasan fisik.
" Kami berterima kasih kepada masyarakat Aceh dan pemerintah daerah di Bireuen dan Lhokseumawe atas semangat kemanusiaan mereka dalam mengulurkan tangan kepada para pendatang ini," imbuhnya. (Her)