Penderita Tumor Orbita Butuh Uluran Tangan

Penderita Tumor Orbita Butuh Uluran Tangan

Waktu rujukan ke poli mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau RSCM Jakarta tinggal 12 hari lagi, namun penderita OD tumor orbita, yakni tumor yang menyerang rongga orbita tempat bola mata, mengaku tak punya biaya. Pihak keluarga pun mengharapkan uluran tangan berbagai pihak.

Kisah sedih yang dialami Rusiana (25) penderita OD tumor orbita tersebut terangkat ke permukaan, di saat awak media menjambangi kediamannya di sebuah Rumah Layak Huni (RLH) Jalan Pepaya RT VI RW 03, Kepenghuluan Bagan Jawa Pesisir. Bola matanya terlihat menonjol keluar.

"Sudah ada dalam tiga bulan ini, awalnya hanya sakit kepala tapi setelah diperiksa ada tumor," kata Rusiana dengan raut wajah sedih, akhir pekan lalu.

Telah berobat ke RSUD RM Pratomo Bagansiapiapi, dirujuk ke RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, selama 13 hari, rasa sakit dan menonjolnya sudah mulai berkurang.

Meski berkurang, pihak RSUD Arifin Achmad merujuk ke Poli Mata RSCM, Jakarta, karena didiagnosa menderita ODtumor orbita. “Nomor kartu BPJS 0000294413984, diagnosa malignant neoplasm, orbit c696, dengan nomor rujukan 040R0060415AD000038,” sebut tulisan dalam rujukan tersebut.

Namun, untuk berangkat ke Jakarta, Rusiana tak punya biaya lagi, padahal sudah berupaya mengumpulkan uang dengan mengambil upah menggosok pakaian dari rumah ke rumah, termasuk keluarga mereka tidak mampu.

"Ya untuk transportasi saja duit sudah tak ada, belum lagi perlu makan, tidurnya di mana nanti. Kalau obat katanya dah gratis, cuma ongkos itulah yang berat. Padahal surat rujukan ini masa berlakunya tinggal 12 hari lagi atau akhir April ini, kami mohon ada yang mau membantu kesulitan yang kami derita," katanya memelas.

Jika tak segera diobati, dia selalu mengalami rasa sakit yang luar biasa setiap harinya pada bagian kepala dan mata. "Sakit bukan main, dek (karena) kuat iman saja saya tahan kalau tidak, maulah menjerit siang malam," tuturnya.

Sementara itu, di samping penderita tumor meminta bantuan, pihak keluarga juga mengungkapkan hal sama, agar ada kiranya rasa kepedulian dari berbagai pihak atas penderitaan yang mereka alami.***