Keberadaan Mario Belum Diketahui

Bakal Ganggu Proses Penyidikan

Bakal Ganggu Proses Penyidikan

Pekanbaru (HR)-Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perhubungan menyatakan kaburnya Mario Steven Ambarita dari rumah orang tuanya akan mengganggu proses penyidikan kasus penyusupan ke pesawat Garuda Indonesia karena Mario adalah tersangka tunggal.
"Proses penyidikan tetap berjalan, namun pastinya akan terganggu," kata Kasubdit PPNS Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Rudi Ricardo ketika dihubungi, Sabtu (18/4).
Mario "Si Penumpang Gelap" kabur dari rumah orang tuanya di Bagan Sinembah, Kecamatan Rokan Hilir, Riau pada Jumat lalu (17/4). Rudi Ricardo mengatakan, proses penyidikan akan terganggu karena Mario tidak akan bisa dimintai keterangan.
Selain itu, apabila berkas Mario sudah lengkap atau P21, pihaknya juga tidak akan bisa menyerahkan berkas berikut tersangka langsung ke Kejaksaan.
Meski begitu, ia mengatakan PPNS Kemenhub akan tetap mengacu pada prosedural yang berlaku, yakni dengan melayangkan surat pemanggilan Mario yang diserahkan melalui pengacara atau pihak keluarga. Ia mengaku masih berharap Mario bersikap kooperatif untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum.
"Tapi jika sampai panggilan kedua Mario tetap tidak dapat hadir, maka kami akan meminta bantuan Polda Riau untuk melakukan pemanggilan paksa," katanya.
Selain itu, ia juga menyayangkan peristiwa kaburnya Mario, karena kuasa hukum maupun keluarga tersangka sebelumnya telah berjanji akan bertanggung jawab untuk menjaga Mario.
"Padahal sebelumnya Mario sempat ingin bersama kita dan tidak ingin pulang ke rumah karena ia ingin kasusnya segera diselesaikan," ujarnya.
Mario Steven Ambarita (21) adalah warga asal Desa Bagan Batu, Kecamatan Sinembah Rokan Hilir, yang dikenal sebagai penyusup pesawa Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta pada Selasa lalu (7/4). Aksi nekat itu membuat Mario ditetapkan sebagai tersangka karena melanggar Undang-Undang tentang Penerbangan.

Mario sempat ditahan oleh PPNS Kemenhub, namun kemudian dikembalikan ke orang tuanya pada Selasa lalu (14/4) karena hukuman yang diterima Mario dibawah lima tahun.

Saat kabur dari rumah orang tuanya, Mario sempat meninggalkan sepucuk surat cinta yang berisikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tuanya, Manahan Ambarita dan Tiar Sitanggang.

Ayah kandung Mario, Manahan Ambarita (62), melalui seluler mengatakan surat tersebut ditemukan di bawah televisi di ruang keluarga. Surat itu ditujukan Mario untuk kedua orang tuanya.

"Mario mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibunya dan menguatkan kepada kami agar tidak sedih karena kepergian dia," kata Manahan Sabtu (18/4).

Selain itu, lanjut Manahan, surat itu juga menjelaskan alasan kenapa pemuda 21 tahun itu pergi. "Dalam surat itu, dia bilang pergi dari rumah karena mau memperbaiki hidupnya," lanjutnya.

Berikut surat yang dibacakan oleh ayah kandung Mario: "Buat Mamak dan Bapak yg paling aku cinta. Terima kasih karena Bapak sudah merawat dan memperjuangkan aku sampai dewasa. Aku bangga sama Bapak dan Mamak karena telah berusaha berkorban sampai aku dewasa,".

"Makanya aku berdoa semoga Bapak dan Mamak selalu sehat panjang umur. Sekarang umurku sudah 21 tahun, itu tandanya aku sudah sangat dewasa dan mau pergi mencari cara untuk merubah hidup. Mamak dan Bapak tinggal berdoa, semoga Tuhan menunjukkan jalan terbaik agar kita bisa hidup bahagia,".

"Aku cinta Bapak karena mengorbankan harta demi anak, yang tak lain adalah Mario. Aku juga cinta Mamak karena sudah susah payah memperjuangkan aku mati matian agar bisa hidup bahagia. Jadi mama sama bapak tidak perlu nangis atau bersedih karena aku percaya Tuhan punya rencana yang sangat indah, by: Mario Sreven Ambarita," kata Manahan Ambarita membacakan surat tersebut.

Lebih lanjut, Manahan tidak menyangka anaknya bakal kabur dari rumah. Selama ini memang Mario biasa bepergian dari rumah, namun menurutnya hanya sebatas ke warung internet yang berada di dekat rumahnya, namun tetap dibawah pengawasan keluarga.

Mario kabur dari rumahnya pada Jumat lalu (17/4) dan keberadaannya kini belum diketahui. Pemuda itu hingga kini masih berstatus tersangka akibat aksi nekatnya yang menyusup ke dalam bagian roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta beberapa waktu lalu.(ant/yuk)