milik Suku Asli Anak Rawa Kampung Penyengat

Makam Leluhur Terancam Longsor

Makam Leluhur Terancam Longsor

SUNGAI APIT (HR)-Warga Kampung Penyengat, Kecamatan Sungai Apit  khususnya warga Suku Anak Rawa Penyengat atau Suku Akit mengharapkan Pemda Siak agar membuatkan bronjong atau turap di sekeliling makam leluhur Bati Limbun. Pasalnya makan ini semakin lama semakin terkikis air atau abrasi Laut.

"Kita sebagai masyarakat asli suku Anak Rawa dan suku Akit merasa khawatir dengan semakin kuatnya abrasi laut yang mengerogoti makam leluhur kami. Makam lelulur kami ini bertempat  di RT 01 Dusun 01, Kampung Penyengat dan kondisinya terancam longsor atau runtuh," ujar Toko sesepuh suku Anak Rawa, Rabu (15/4).

Lebih lanjut Toko mengungkapkan, seiringnya waktu, makam tersebut semakin dekat dengan tebing laut. Kalau tidak segera dilakukan pembuatan bronjong atau  turap, maka makam itu akan longsor ditelan gelombang.

"Kita berharap kepada pemda agar bisa memberikan bantuan membuatkan bronjong atau turap di sekitar makam leluhur kami. Kami mempunyai keyakinan yang kuat makam tersebut kami kami berziarah dan mengadu. Bahkan di hari tertentu kami membuat upacara sesaji dan lain-lain di makam tersebut. Maka dari itu, makam tersebut satu-satunya makam leluhur yang sangat berharga buat kami. Kami meminta pemerintah bisa memberikan bantuan untuk menjaganya dengan cara dibronjong atau diturap," harapnya.

Hal senada diungkapkan Sekdes Kampung Penyengat, Abok Agustinus. Dikatakannya, makam tersebut memang sudah terancam runtuh akibat abrasi laut. Dari pemerintahan kampung sudah mengusahakan untuk dilakukan pencegahan, namun tak bisa seoptimal mungkin.

"Kita bingung, mau bangun bronjong anggaran tak ada, mau menggunakan ADD tidak cukup karena terlalu luas yang harus di bronjong. Jalan satu-satunya kita meminta kepada Pemda Siak atau dinas terkait untuk dapat membangunkan bronjong atau turap di tempat tersebut. Agar makam leluhur warga kita tidak longsor," harapnya.

Ditmabhan Abok, penduduk Kampung Penyengat heterogen. Ada yang beragama Kristen, Islam dan Budha. Warga yang beragama Budha biasanya berziarah di makam leluhur tersebut dengan ritual-ritual tertentu.

Sementara itu Kepala UPTD BMP Sungai Apit Syahrul mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menyarankan warga Penyengat membuat permohonan atau proposal kepada Pemkab Siak.

"Kita berharap pemerintah desa mengajukan proposal kepada dinas terkait, seperti di Dinas Pariwisata Kabupaten Siak. Karena kalau menggunakan ADD untuk membangun turap ya tentu tidak cukup," pungkasnya.(gin)