Honda, Yamaha & Suzuki Terpukul

Penjualan Motor Kuartal I Anjlok

Penjualan Motor Kuartal I Anjlok

JAKARTA (HR)- Industri sepeda motor benar-benar mengalami situasi pasar yang sulit sepanjang kuartal I/2015.

Ini terindikasi dari angka penjualan yang begitu rendah yakni hanya 1,65 juta unit atau turun signifikan sekitar 17,3 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,99 juta unit.
Penurunan penjualan secara wholesales pengiriman kendaraan dari pabrik ke diler tersebut, didasarkan pada data terbaru Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) yang diperoleh, akhir pekan lalu.
Sepanjang kuartal I/2015, penjualan bulanan cenderung fluktuatif yakni Januari tercatat 513.816 unit, lalu naik pada Februari sebanyak 570.524 unit, namun merosot pada Maret menjadi 562.185 unit. Kondisi ini berbeda dengan kondisi pasar kuartal I tahun lalu yang mengalami tren peningkatan penjualan.
Pada Januari 2014, penjualan sepeda motor tercatat 580.288 unit, dan terus naik berturut-turut pada bulan berikutnya yakni Februari sebanyak 681.267 unit dan Maret 728.820 unit. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, ada dua merek yang mengalami peningkatan penjualan yakni Kawasaki dan TVS.
Kawasaki mendistribusikan 45.739 unit, atau naik signifikan dibandingkan dengan kinerja periode sama tahun lalu sebanyak 31.261 unit. Sementara itu, TVS melego 5.321 unit, lebih tinggi ketimbang 4.047 unit yang diraih pada periode sama 2014.
Sebaliknya, merek-merek utama yakni Honda, Yamaha, dan Suzuki malah mengalami kemerosotan penjualan. Honda sebagai pemimpin hanya mampu menjual 1,09 juta unit, turun dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1,25 juta unit.
Untuk Yamaha pada kuartal I/2015 hanya berhasil melego 464.469 unit, padahal pada periode yang sama tahun lalu mencapai 617.331 unit. Begitu pula Suzuki, hanya membukukan penjualan 36.086 unit, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 83.074 unit.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengakui kondisi pasar sepanjang kuartal I memang berat. “Ekonomi mengalami perlambatan dan daya beli menurun, sehingga masyarakat cenderung menahan pembelian kendaraan dan fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok,” jelasnya.
Namun, dia optimistis perlemahan pasar tidak akan berlangsung lama, dan penjualan akan kembali membaik secara bertahap, dengan prediksi pada Mei dan Juni dapat menyentuh kisaran angka 600.000 unit per bulan.(bis/ara)