Alami Luka Bakar, Kapolsek Pangean Dilarikan ke Pekanbaru

Alami Luka Bakar, Kapolsek Pangean Dilarikan ke Pekanbaru

PANGEAN (HR)-Kapolsek Pangean AKP G Lumban Toruan mengalami nasib sial saat melakukan razia PETI, Kamis (9/4) sore. Ia mengalami luka bakar dibagian tangan dan kaki sebelah kiri.

Lumban melakukan penertiban di Desa Pulau Kumpai terkait resahnya masyarakat yang memanfaatkan sungai.
Usai menertibkan beberapa rakit PETI, Lumban melihat beberapa orang bermain biliar. Ketika itu, ia langsung berhenti dan mencoba memberikan arahan. Tanpa disangka, datang beberapa orang membawa bensin dan langsung menyiram sepeda motornya.

Melihat hal itu, Lumban langsung menendang jeriken tempat bensin. Tanpa disangka, api yang mulai menyala langsung menyambar kakinya. Ia langsung dilarikan beberapa anggota ke Puskesmas Pangean.


Sementara, Kasat Reskrim Polres Kuansing AKP Imron Teheri, Jumat (10/4) menjelaskan Kapolsek harus dirujuk ke RS Awal Bross Pekanbaru usai mendapat perawatan dari RSUD Teluk Kuantan.

AKP G. Lumban Toruan harus dilarikan ke Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru akibat luka bakar yang dideritanya saat melakukan razia penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), Kamis (9/4) lalu.

Ditegaskan Imron, terbakarnya Lumban diakibatkan kecelakaan saat memusnahkan beberapa rakit PETI di desa Pulau Kumpai Pangean. Ketika itu, Lumban ingin membakar rakit dengan menyiram minyak. Tanpa disangka, celananya ikut menyala ketika rakit PETI dibakar.

Sementara itu, keterangan berbeda dari Camat Pangean Mastur yang turun bersama Kapolsek. Lumban mengajak Upika Pangean untuk menertibkan PETI di Desa Tanah Bekali. Penertiban itu dilakukan terkait semakin resahnya masyarakat Kuantan Hilir Sebrang (KHS) atas keberadaan PETI di Tanah Bekali.

“Sampai di sana, ternyata tidak ada rakit PETI yang ditemui. Karena tidak ada, tentu kita ingin pulang dan menyebrang di Pulau Kumpai,” ujar Mastur. Sesampai di Pulau Kumpai, lanjut dia, tim Upika melihat anak-anak sedang bermain biliar, membuat tim langsung berhenti. “Warga sering melapor resah akan keberadaan meja biliar tersebut,” katanya.

“Ternyata, di samping kedai tersebut ada empat buah rakit PETI yang parkir. Kapolsek mencoba memanggil para pekerja PETI, namun mereka lari. Tim langsung turun dan melakukan pemusnahan,” urai Mastur.
Ternyata, masyarakat tidak bisa terima dengan tindakan yang dilakukan oleh Kapolsek. Kapolsek bersama anggota langsung dikepung oleh kaum ibu-ibu.

“Saat melakukan negosiasi dengan masyarakat, tiba-tiba pekerja PETI yang lari tadi datang dengan membawa bensin dan langsung menyiram sepeda motor milik anggota Polsek. Melihat hal itu, Kapolsek langsung menendang jeriken, akibatnya ia ikut terbakar,” jelas Mastur. (mg2)